SUNGAI Laa, di sekitar Desa Tiu Tontowea Kabupaten Morowali Utara, Provinsi Sulawesi Tengah yang selama ini juga menjadi kehidupan warga sekitar mulai berubah warna airnya kecoklat-coklatan. Akibat perubahan warna air itu sebagian warga sudah ketakutan mengonsumsi air Sungai Laa dan sejumlah ikan di sungai mulai sulit diperoleh. Menurut dugaan bahwa berubahnya warna air sungai yang dikenal di Morowali Utara itu karena tercemar perusahaan pertambangan di sekitar.
Viral di media sosial sebuah akun dengan nama Alfianusdoe yang memposting sejumlah gambar dan keterangan Minggu (20/10/2019) di Info Marut menyebut bahwa berubah warna air dan membawa lumpur coklat akibat tercemar tambang.
Menurutnya di grup Morut ini membuat postingan bahwa selamat datang lumpur merah di sungai LAA,, ‘’mhon saudra2 yg selalu memanfaatkan air sungai laa untuk di konsumsi ,,untk sementara jngn dlu,,,oleh krna lumpur merah ,atau lumpur tambang nikel ini ,,mengandung logam berat fe,al,ni,,dll ,,yg brlebihan ,,,krna ini sngat memngganggu kesehatan,,,,
WAKTU NYA KAMI BERTINDAK,,GASSS FUL PERUSAHAAN TAMBANG PEMBAWA BENCANA.
Kepada kailipost.com, Alfianusdoe menjawab bahwa Sungai Laa telah tercemar dari ulah izin pertambangan PT Logam dan perusahaan tambang lainnya. Lokasi foto-fotonya di area hutan tangkap Danau Desa Tiu dan sekitar sungai Laa.
Ia meminta Gubernur, pemerintah provinsi untuk segera menindaklanjuti masalah tersebut. Karena pemerintah kabupaten selama ini terkesan hanya diam.**
Reportase: andono wibisono