Menjadi salah satu kepercayaan besar, Universitas Tadulako (Untad) bisa menjadi tuan rumah workshop pendampingan dan percepatan akreditasi jurnal ilmiah elektronik yang diikuti berbagai delegasi se-Indonesia.
Workshop yang diselenggarakan Kemenristekdikti melalui Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan bekerjasama dengan Asosiasi Jurnal Pertanian Indonesia (AJPI) dan Untad berlangsung mulai Kamis-Sabtu, 3-5 Oktober 2019.
Dalam hal itu, Rektor Untad, Prof Dr Ir H Mahfudz MP mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti dan AJPI yang telah menginisiasi workshop.
“Saya menganggap program (workshop) ini penting, karena berkaitan dengan kredit poin dosen-dosen, ketika tersertifikasi di jurnal yang terakreditasi,” ujar Prof Mahfudz yang diberi kepercayaan membuka workshop di Swiss Belhotel Palu, Kamis, 3 Oktober 2019.
Prof Mahfudz menjelaskan, ini sudah merupakan kewajiban Kemenristekdikti, agar setiap universitas memiliki jurnal yang terakreditasi. Sejalan dengan itu, tidak boleh lagi dosen beralasan tak paham dalam mempublikasi jurnal ilmiah.
“Ini merupakan bentuk nyata kepedulian Kemenrisitekdikti melihat fenomena yang ada. Menristekdikti saat ini sangat konsen terhadap peningkatan publikasi jurnal nasional dan internasional. Hasilnya, Indonesia kini sudah masuk di urutan puncak dalam hal publikasi jurnal internasional,” terangnya.
“Maka, saya berharap teman-teman delegasi, terutama yang dari Universitas Tadulako, setelah mengikuti workshop ada hasilnya kedepan. Jurnal-jurnal yang ada di Universitas Tadulako harus bisa terakreditasi. Ini merupakan tantangan bagi kita semua,” imbaunya.
Dilain kesempatan, Ketua Panitia, Dr Rustam Abd Rauf, SP., MP, menerangkan workshop diikuti 43 peserta dari berbagai universitas. Diantaranya, Untad, Unismuh, Univesitas Borneo, Universitas Nusa Cendana, Universitas Mataram, dan Universitas Bengkulu. Peserta diberikan bimbingan mulai dari manajemen pengelolaan jurnal sampai publikasi.
“Sebagaimana yang dikatakan pak Rektor, kami berharap tidak hanya berakhir diworkhsop, harus ada output. Semua jurnal yang diikutkan dalam workhsop harus bisa terakreditasi dengan baik.
“Untad sendiri melalui workshop mengikutkan sebanyak 28 jurnal. Jurnal tersebut akan menambah jurnal Universitas Tadulako yang sebelumnya sudah terakreditasi. Insyaallah, kedepan kita akan ketambahan jurnal yang terakreditasi sinta sebanyak 40-an jurnal,” terangnya.
Pembukaan workshop turut dihadiri Kasubdit Fasilitasi Publikasi Ilmiah Kemenristekdikti, Dr. Hanief Arief, ST., MAP dan Ketua AJPI, Prof. Dr. Kuswanto. ***
Reporter: Yohanes Clemens