Tahun 2020 mendatang, merupakan masa digelarnya Pilkada serentak di Provinsi Sulteng, tidak terkecuali kota Palu sendiri. Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota akan menentukan arah pembangunan kedepannya.
Dalam mensosiolisasikan hal tersebut, Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPU) Kota Palu menggelar Lounching pemilihan Walikota dan Wakil Walikota, Jumat (7/11/2019) bertempat di lapangan Vatulemo.
Ketua KPU Palu, Agusalim Wahid dalam sambutannya berharap agar partisipasi masyarakat dalam pemilihan Walikota menigkat dari tahun sebelumnya.
“Dalam hal ini, bukan hanya partisipasi dalam mengikuti Pemilihan Walikota saja, namun masyarakat kota Palu memastikan bahwa mereka terdaftar dalam DPT yang akan diumumkan KPU Palu, ” jelasnya.
Selain itu, masyarakat kota Palu diharapkan dapat menelusuri rekam jejak calon Walikota mereka. Sehingga bisa dijadikan referensi untuk menjadi calon pilihan kedepannya. Warga juga memastikan tidak terjadinya kecurangan disetiap Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Dengan hadirnya segenap masyarakat kota Palu, sangat membantu dalam partisipasi. Inilah yang sangat kami harapkan,” harapnya.
Belajar dari pengalaman sebelumnya lanjut Agusalim Wahid, meskipun secara Nasional penurunan secara grafis tingkat partisipasi pemilih. Namun kota Palu sendiri terjadi kenaikan. Pada tahun 2015 sebesar 61,17 persen dibanding tahun 2010, berkisar pada angka 59,6 persen saja.
“Hal ini menandakan terjadi kenaikan partisipasi pemilih di kota Palu. Sebesar 1,4 persen” sebutnya.
Sementara pada Pemilu tahun 2019 lalu kata ketua KPU Palu, mengalami peningkatan sebesar 86 persen. “Insyaallah, angka tersebut bisa kita kejar, tentunya ada partisipasi dari nasyarakat, ” sebutnya.
Dia juga berharap kepada kontestan calon Walikota dan Wakil Walikota, untuk senantiasa menciptakan Demokrasi yang sehat. Dimana semua bisa legowo untuk menerima hasil pada Pilkada nantinya.
Agusalim Wahid juga mengimbau agar ujaran kebencian, hoaks yang terjadi pada Pemilu 2019 kemarin tidak terulang kembali.
“Kami berharap untuk saling menghargai dalam perbedaan pendapat. Sehingga tidak menjadikan perpecahan di tengah masyarakat, perbedaan adalah sebuah rahmat. Ibaratnya seperti berbagai jenis alat musik yang dimainkan dalam sebuah irama. Namun menghasilkan alunan nada yang sangat indah, inilah yang kami harapkan. Masyarakat kota Palu, tidak terpancing isu-isu yang dapat meretakan kekerabatan diantara mereka, ” pintanya.
Mskot Pilwalkot 2020, diberi nama ‘si kora’ atau kotak suara. Pada bagian atas gambar ikon tersebut, berbentuk ornamen sou raja (Banua oge) atau rumah raja. Hal itu merupakan simbol kebesaran masyarakat tanah Kaili. Memilik arti pemersatu dan mempererat silaturhmi antar warga kota Palu.
Lounching tersebut juga dihadiri oleh Sekdakot Palu, Asri, KPU Sulteng diwakilii oleh Syamsu Y Gafur, Kepada Bawaslu Palu, Ifan Yudharta, anggota DPRD Palu, Forkopimda kota Palu dan tamu undangan lainnya.
Reporter: Firmansyah Lawawi