John Belagoda Sang Penjaga Danau Tauji

  • Whatsapp
banner 728x90

Poso,- Matahari begitu cerah, terlihat seorang lelaki tua dengan rambut panjang terurai ia tutup dengan Topi khasnya. Sesekali menghisap rokok di tangan dan di iringi oleh batuk-batuk kecil. John Belagoda Nama yang tertulis di Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya. Sambil menanam pohon lokal (Taba) di jalan menuju Danau Tauji, tujuannya menjaga kekuatan tanah di saat hujan agar tidak terjadi longsor.

Setelah menanam Taba sambil berjalan dengan ayunan langkah kecil sampailah di Danau Tauji. Opa Jaha sapaan Akrab si paruh baya juga menanam pohon sirsak dan salah satu jenis obat tradisional (kayu manuru). Selanjutnya dirinya membersihkan Danau Tauji dengan peralatan seadanya dan memberi pakan ikan dari daun-daun yang berserakan di sekitarnya. Kemudian ia menjelaskan Asal-Usul Tauji sebagai nama danau yang dijaganya hingga saat ini.

I Tauji, Topoda’a partama nelauro se’I. Ia nombarata rano ei, Ane aku aga nojagai. Etumo nakuya sampe ni posangaka Tauji.”

(Tauji adalah orang Da’a pertama yang merotan di tempat ini, dia yang menemukan danau. Kalau saya hanya menjaga itulah alasan danau diberi nama tauji), ungkapnya dengan Bahasa Da’a. Informasi dari beliau, sosok Tauji masih hidup hingga saat ini.

Opa Jaha adalah penutur bahasa da’a (salah satu sub-etnis suku kaili), ia menjaga Danau Tauji sejak tahun 2001 yang juga menjadi awal kedatangannya di Dongi-Dongi, yang kini secara administratif terdaftar sebagai Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso. Walaupun demikian penduduk lokal masih mengenal Ngata Katuvua Dongi-Dongi sebagai sebutan akrab hal itu sebagai simbol perjuangan beberapa tahun silam atas penguasaan hak atas tanah di kawasan itu.

Ditemui di Danau Tauji, beberapa hari yang lalu Ia juga mengajak semua lapisan masyarakat di sekitar itu agar selalu menjaga hutan dan terus menanam pohon untuk keseimbangan ekologi. Opa juga bercerita bahwa di tahun 2005 pernah di penjara selama 6 Bulan karena melakukan penebangan liar. Tetapi saat ini, ia tidak lagi melakukan hal itu karena disadari bahwa hal itu sebagai tindakan yang salah. Kini ia yang mengajak untuk menanam pohon kembali.

Kamai Tuja Kayu, Nemo ra Tovo Sambara. Supaya katuvua masalama, da’a ma banjir.”

(Mari menanam Pohon, jangan melakukan penebangan liar. Supaya selamat dari Banjir), ajak dia.

Pasca Keluar dari Penjara ia kembali menjalani Susah senang hidup dengan anak istrinya di Danau Tauji.

Nesuvu ngga ri Panjara, Natingguli ri Ngata Katuvua Dongi-Dongi no jagai Danau Tauji.”

(Keluar dari Penjara, Pulang Ke Ngata Katuvua Dongi-Dongi menjaga Danau Tauji). Kenang Opa.

Kini opa berpandangan bahwa menjaga danau adalah pilihan yang mulia karena hal itu dilakukan sebagai bentuk menjaga bumi dan merawat kehidupan manusia. Diakhir pembicaraannya ia mengatakan jangan lupa dengan danau tauji. Selalu di Kampanyekan dan diharapkan perhatian pemerintah untuk pengembangan danau Tauji.

Nemo ra Kalingasi Danau Tauji.”

(Jangan Lupa Danau Tauji). Ajak opa jhon. ***

Reporter: Arman Seli

Berita terkait