Palu, – Menurut pakar kebencanaan, kota Palu diibaratkan sebaga supermarket bencana. Hal itu diutarakan Kadis Penataan Ruang dan Pertanahan Palu, Mohamad Rizal saat menjadi narasumber dalam kegiatan talk show tentang tata ruang kota Palu di taman gor, Minggu (19/1/2020).
“Para ahli menyatakan Palu ini supermarket bencana, jadi kalau mitigasi bencana, bencana mana yang akan dimitigasi? Ini tantangan buat kita,” katanya.
Disampaikannya bahwa riwayat kebencanaan di kota Palu, sudah terjadi sejak lama. Namun karena rentan waktunya hampir 30 – 50 tahun, jadi hanya segelintir orang yang merasakan kebencanaan yang pernah terjadi saat itu.
“Sehingga tidak semua memiliki pengalaman dalam penanganan bencana tanggal 28 September 2018 kemarin,” sebutnya.
Menurutnya, setelah terjadinya Gempa, Tsunami dan Likuefaksi, sangat penting pengaturan kembali tata ruang kota Palu dengan merevisi dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Ia mengatakan, akhir 2018 lalu, Pemerintah Pusat mengeluarkan Peta Zona Rawan Bencana yang menjadi kitab suci dalam penyusunan dokumen revisi RTRW di kota Palu.
“Dokumen RTRW kota Palu tersebut merupakan produk awal berbasis bencana, walaupun kita ketahui bahwa dokumen yang disusun tersebut masih terpaku dengan beberapa hal yang belum diketahui tentang kebencanaan itu,” ungkapnya.
Tantangan saat ini lanjut Mohamad Rizal adalah memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa kondisi kota Palu sudah berbeda. Dmana pembangunan yang dilakukan harus memperhatikan zona di setiap wilayah dan berdasarkan SK SNI 1726, tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung maupun non gedung.***
Sumber: Humas Pemkot Palu/Firmansyah Lawawi