Palu,- WAKIL KETUA DPRD Provinsi Sulawesi Tengah Muharram Nurdin membenarkan bahwa postur Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran (TA) 2020 belum maksimal mengintervensi langsung korban bencana gempa, tsunami dan likuifaksi 28 September 2018 lalu.
Anggaran yang langsung untuk menangani korban bencana berapa persen? ‘’Tidak sampai 20 persen,’’ jawab Muharram. Artinya, APBD 2020 yang hampir Rp4 triliun itu berapa ke penanganan bencana? ‘’Saya tidak hafal, karena tersebar dan tidak besar,’’ jawab politisi moncong putih itu.
Muharram yang ditemui sebelumnya di bandara Hasanuddin Makassar, kepada kailipost.com mengaku juga prihatin. ‘’Ya kami sudah perjuangkan. Tapi memang pihak eksekutif belum sepenuhnya mengintervensi dengan anggaran langsung ke bencana,’’ akunya.
Menurutnya, pihak eksekutif beralasan bahwa penanganan bencana Padagimo dominan dicover pusat. Tapi kan bencana alam Padagimo tidak ditetapkan sebagai bencana nasional? Apakah hal itu tidak dijadikan dasar? ‘’Ya itulah,’’ akunya pendek.
Muharram pun mengaku Pansus Pansus DPRD sekaitan dengan bencana 1,2 tahun lalu belum juga maksimal. Olehnya, ia berharap Pansus yang akan dilakukan kembali bisa berbuat maksimal.
‘’Pansus harus bekerja seperti kehendak yaitu menjadikan penanganan bencana lebih terencana, terprogram dan mudah dievaluasi,’’ aku Ketua DPD PDIP Sulteng itu.
Catatan redaksi, pasca bencana ada dua Pansus dibentuk dewan provinsi. Yaitu Pansus Penghapusan Kredit Korban Bencana dan Pansus Penanganan Bencana. Pansus Debitur dipimpin mantan anggota DPRD Lucky Semen yang kini menjadi anggota DPD RI di Jakarta. Kedua; Pansus Penanganan Bencana diketuai Yahdi Basma. Kedua Pansus itu tidak diketahui hingga sampai dimana kinerjanya.
Kini DPRD Sulteng membentuk lagi Pansus Padagimo dan akan mengulik dana penanganan bencana.
‘’Pansus pansus apa itu? Kami tidak pernah didatangi, ditanya apa masalah kami. Pansus itu kan pakai uang daerah ke sana kemari. Apa hasilnya dana stimulan tahap dua mana tidak cair, kapan kami di Huntap? Kami tidak pusing dengan itu Pansus Pak,’’ ujar Ujang, penyintas yang tinggal di Huntara Asam III. **
reportase: andono wibisono