Inspiratif, Perjuangan Mahasiswi Penyintas Selesaikan Studi dalam Keterbatasan

  • Whatsapp

Yana, Mahasiswi Penyintas Korban Gempa dan Tsunami, saat ini tinggal di Huntara. Ditengah keterbatasan itu, tak menyurutkan Niat Mahasiswa ini untuk meraih gelar Sarjana.

Yana M. Reke adalah seorang mahasiswa FKIP UNTAD Prodi Bahasa Inggris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni. Ia menjadi korban Gempa dan Tsunami di Kelurahan Buluri, Kec. Ulujadi, Kota Palu 28 September silam.

Ketika Bencana itu melanda, rumahnya hancur diterjang Tsunami beserta semua harta benda termasuk juga segala sesuatu penunjang studinya seperti laptop, skripsi, draft file serta data penelitiannya juga hilang terbawa arus Tsunami.

Yana ketika itu juga terbawa gelombang Tsunami yang dahsyat ke tengah laut. Tetapi akhirnya selamat karena memiliki kemampuan berenang baik, yang notabenenya memang tinggal di pesisir pantai.

Kejadian ini sangat membuatnya trauma dan depresi. Tapi itu tak menyurutkan semangatnya untuk memulai kembali kehidupan yang baru di Huntara.

Lokasi Rumah Yana Penyintas Gempas 28 September Silam

Saat diwawancarai reporter Kailipost.com Mahasiswi angkatan 2014 itu mengatakan sempat memikirkan untuk berhenti kuliah. Karena pada saat itu semangat dalam penyelesaian studi juga sudah tidak ada lagi, di tambah lagi tempat tinggalpun yang selama ini dihuni hanya tinggal lantai saja. Untungnya Alm. Bapaknya lah yang selalu membuat memberi semangat untuk melanjutkan pendidikan ini.

“Karena harapan beliau kepada saya sangatlah besar. Beliau ingin sekali dapat mendampingi saya ketika wisuda nanti. Tapi ternyata Allah berkata lain, beliau di panggil menghadap-Nya sebelum saya wisuda,” Lanjutnya.

Dengan kepergian sang Ayah, Perjalanan Yana dalam menyelesaikan studi pun tambah berat, ia tidak hanya berpikir bagaimana menyelesaikan studinya dalam keadaan serba terbatas, tetapi ia juga harus memikirkan perekonomian keluarga untuk melanjutkan hidup. Oleh karena itu Yana harus memutar otak agar bisa membantu ekonomi keluarga. Akhirnya ia memutuskan untuk membuat Stik Pisang Crispy dan menjualnya secara online melalui media sosial.

Sembari bekerja Yana sedikit demi sedikit berusaha untuk menyelesaikan skripsi di tenda pengungsian yang terbuat dari terpal itu. Ya, ia masih tinggal dihuntara dan belum mendapatkan Huntap. Laptop yang ia gunakan pun hanya meminjam dari keluarga yang rumahnya masih utuh dan itupun tak lama, karena ia harus bergantian dengan pemiliknya. Bukan hanya pinjam dari sanak keluarga ia pun meminjam laptop teman seangkatan yang rumahnya masih utuh pula. Perjuangan ini di lakukan Yana karena harus menulis ulang skripsi berserta draft file yang telah hilang di terjang tsunami.

Untung saja Dosen Pembimbing Bpk. Sudarkam R. Merotosono MA Phd, dan Ibu Erniwati SPd MSEd dimana pada waktu itu, kedua pembimbingnya ternyata masih menyimpan 1 skripsi hasil dari bimbingannya selama ini.

“Dari situlah rasa semangat kembali muncul lagi dan ia sangat bersyukur dan berterimakasih kepada Allah, ternyata masih diberikan kesempatan lagi untuk menyelesaikan studi,” Ucap Yana.

Dengan proses yang cukup panjang, akhirnya pada Bulan Januari kemarin Yana berhasil menyelesaikan studi strata S1-nya dan mendapat gelar S.Pd sebagai sarjana Pendidikan dengan waktu penyelesaian studi 5 tahun 6 bulan 9 hari dengan IPK 3,36 (A).

Dengan berakhirnya masa studinya ini, Yana berharap nantinya bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan dapat membiayai hidup Orang Tuanya, yang hanya menyisakan Ibunya itu. Hingga detik ini dirinya dan ibunya masih bertahan di Tenda Hunian Sementara di Jl. Malonda Kelurahan Buluri.

Pada akhir sesi wawancara ia berharap agar mahasiswa penyintas bencana yang lain agar tetap semangat dalam menyelesaikan studi, yakinlah Tuhan pasti akan memberi jalan. Sesulit dan seberat apapun itu pasti bisa terlewati. Jangan sampai putus asa menjalani hidup.

“Selalu bersyukur dalam kondisi apapun, karena kita tidak pernah tahu apa yang terjadi esok. Selalu nomor satukan keluarga, karena keluarga adalah orang yang selalu ada di masa terberatmu” Tutupnya. ***

Reporter : Indra Setiawan

Berita terkait