Nilai Tukar Petani di Sulteng Naik 0,20 Persen

  • Whatsapp
BPS Sulteng

Palu,-Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah (Sulteng) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulteng pada Januari 2020 sebesar 96,92. Angka ini naik 0,20 persen dari bulan Desember sebelumnya 96,73.

Dari data yang ditampilkan BPS Sulteng pada pemaparan data di kantor BPS Sulteng, senin (03/02) terlihat beberapa subsektor mengalami kenaikan seperti sektor Perikanan, yang pada Desember sebesar 96.99, namun Januari 2020 mengalami kenaikan menjadi 97. 99 atau naik 1.03 persen.

Sektor tanaman pangan pada Januari 2020 mencapai 95,11, atau naik 0,19 persen dari sebelumnya Desember sebesar 94,93.

Sementara sektor tanaman perkebunan rakyat, dari data Desember masih 97, 16, namun Januari 2020 meningkat menjadi 97,5, atau naik 0,44 persen.

Namun, berbeda halnya sektor Holtikultura justru mengalami penurunan. Terlihat sejak Desember sebesar 98,95, namun Januari 2020 menurun menjadi 96,95 atau turun -2,02 persen. Begitu pun sektor peternakan yang sebelumnya Desember sebesar 98,09, namun Januari 2020 mengalami penurunan menjadi 97,86, atau turun -0,23 persen.

Kepala BPS Sulteng Dumangar Hutauruk juga memaparkan data Indeks Harga Konsumen/Inflasi Gabungan Kota Palu dan Luwuk Provinsi Sulteng tahun 2020.

Dari data Inflasi Gabungan Sulteng, tercatat Kota Palu mengalami Inflasi 0,25 persen, dengan year on year (YoY) 2,45 persen. Sementara Luwuk Inflasi 0,19 persen dengann Year on Year (YoY) 5,65 persen.

“Dari keduanya jika dihitung inflasi gabungan mengalami defasi -0,17 persen,” jelas Dumangar, diruang Kantor BPS Sulteng, Senin (3/1).

Jika melihat perkembangan Ekspor dan Impor Provinsi Sulteng Tahun 2019 dari tiga Negara tujuan ekspor Sulteng, Tiongkok menempati urutan tertinggi yaitu mencapai 213,57 juta US$, kedua Negara Taiwan 79,59 juta US$ dan Korea Selatan 70,41 juta US$.

Sementara, dari tiga negara asal Impor ke Sulteng, Tiongkok masih berada urutan tertinggi yaitu, 204,7 juta US$, kedua Afrika Seletan 31,01 juta US$ dan Australia 23,47 juta US$. ***

Reporter: Supardi

Berita terkait