Palu,- Pasca bencana yang terjadi di Palu pada 28 September 20218 silam, penyintas di Hunian sementara (Huntara) Kota Palu kesulitan mendapatkan informasi. Menyikapi hal itu, Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) memfasilitasi pengungsi di Huntara untuk mendapatkan akses informasi melalui pembuatan majalah dinding (Mading).
Awal bulan Februari 2020, tiga Hunian sementara di Kota Palu saat ini, telah memiliki mading yang dikelola oleh jurnalis warga, yaitu Huntara Talise, Silae dan Mamboro.
Penerima fellowship citradaya Nita PPMN Kartini Nainggolan via whats app, Selasa (18/2/2020) mengatakan, bahwa pembuatan mading merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan PPMN.
Menurutnya, mading adalah salah satu jenis media komunikasi massa yang paling sederhana. Hal itu menjadi salah satu sarana untuk menghubungkan antara pemberi informasi dengan konsumen.
“Lewat media ini, pembaca akan mendapatkan informasi dan tahu tentang apa-apa yang terjadi di luar dirinya,” ungkapnya.
Minimnya akses informasi yang dapat diperoleh para penyintas bencana di Kota Palu, sebut Tini sapaan akrabnya, menjadikan majalah dinding sebagai salah satu kebutuhan. Penyintas bisa memperoleh informasi yang terjadi diluar lingkungan huntara, maupun yang terjadi di Hunian sementara.
Hadirnya majalah dinding kata dia, mejadikan komunikasi dapat dijalin dengan praktis. Segala persoalan yang terjadi di pengusian pasca bencana dapat diketahui. Dengan demikian, informasi penting yang terjadi di pengungsian dapat diakses oleh seluruh pengungsi.
“Dengan adanya Mading di Huntara, tidak ada satupun pengungsi yang ketinggalan informasi, sehingga segala hak-hak mereka dipengusian terpenuhi,” ujarnya.
Setiap Huntara kata dia, terdapat dua orang jurnalis warga yang mengelola mading tersebut. Dimana mereka juga sebelumnya telah mendapatkan pelatihan tentang dasar-dasar dan cara membuat berita.
“Jurnalis warga yang kami rekrut juga merupakan penyintas bencana yang tinggal di huntara. Setiap minggu para jurnalis warga sudah bisa membuat satu berita yang berkaitan dengan masalah yang terjadi di Huntara. PPMN juga berkolaborasi dengan teman-teman wartawan media lokal yang ada di Sulteng, sehingga berita yang dihasilkan oleh para jurnalis warga juga dapat dipublikasikan di media masing-masing,” kata Tini
Sementara itu, Jurnalis Warga huntara Talise Nurlin, mengatakan, begitu banyak persoalan di Huntara yang hingga saat ini belum mendapat respon dari pemerintah. Hal itu disebabkan karena tidak tereksposnya polemik yang terjadi di lingkup Hunian sementara oleh media.
Hadirnya Mading di Huntara kata Nurlin, sangat bermanfaat bagi para pengungsi untuk mendapatkan informasi. Selain itu, para pengungsi juga bisa mengetahui kemana mereka harus menyampaikan semua keluhan, sehingga bisa diketahui pengambil kebijakan.
“Apa yang kami beritakan di Mading Huntara, ternyata bisa juga dibaca di media lokal yang ada di sulteng. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada PPMN dan teman-teman jurnalis yang memberikan ruang informasi kepada kami para penyintas di Talise,” ujarnya.***
Reporter: Firmansyah Lawawi