Palu, – Universitas Tadulako (Untad), sangat mengharapkan dukungan Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, olahraga, serta pariwisata dan ekonomi kreatif, untuk membantu meringankan biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal) bagi mahasiswa kurang mampu di kampus. Hal itu dikatakan Rektor Untad, Prof Dr Ir H Mahfudz MP, belum lama ini.
“Banyak dari anak-anak kita ini yang sangat tinggi semangatnya untuk ingin kuliah, tetapi terkendala membiayai dirinya, apakah itu UKT atau biaya yang lainnya. Maka melalui ibu Sakinah, Komisi X DPR RI bisa semakin memperhatikan Untad,” jelas Prof Mahfudz.
Prof Mahfudz mengharapkan, mungkin pada saat pembahasan anggaran, Ibu bisa diperhatikan Tadulako. Karena sekarang Bidikmisi sudah tidak ada lagi, Bidikmisi dihapus menjadi beasiswa KIP Kuliah.
Saat ini sangat banyak permintaan dari Mahasiswa yang bermohon pengurangan biaya UKT. Permintaan tersebut semakin banyak pasca bencana di Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) September 2018. Itu karena bencana melumpuhkan sebagian besar perekonomian masyarakat Pasigala.
Disisi lain, permohonan UKT sebagai mahasiswa kurang mampu tidak akan bisa dipenuhi melebihi 50 persen. Hal itu akan berdampak terhadap operasional Untad sebagai Badan Layanan Umum (BLU), kata Prof Mahfudz.
“Saya sampaikan ke ibu jika memungkinkan dana BOPTN (bantuan operasional perguruan tinggi negeri) untuk Untad ditingkatkan. Dengan begitu saya akan berusaha untuk mengakomodasi anak-anak kita yang tidak mampu,” ucap Prof Mahfudz.
Menurut Prof Mahfudz, selama ini sistem pembagian BOPTN yang dikucurkan pemerintah tidak proporsional. Perguruan tinggi yang sudah maju justru medapat BOPTN yang lebih besar. Padahal seharusnya bantuan tersebut kata Rektor hendaknya diprioritaskan ke perguruan tinggi yang perlu mendapat suntikan dana.***
Reporter: Yohanes Clemens