Suhu Panas Kota Palu tak Mampu mematikan Virus Corona

  • Whatsapp

Palu,- Senin (02/03) Indonesia dikejutkan dengan kabar yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa ada dua orang di Indonesia yang positif terjangkit virus corona.

Jokowi menyampaikan bahwa dua Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut sempat melakukan kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia.

Warga Jepang itu terdeteksi virus corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.

Pada jumat (29/02) Sulawesi Tengah juga sempat digemparkan mengenai kasus mewabahnya virus ini.

Seorang warga negara asing (WNA) asal Prancis yang berkunjung di Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Una-Una yang dirawat di RSUD Ampana setelah mengalami demam tinggi. Namun hasil uji laboratorium mengatakan bahwa hasilnya negatif.

Sebelum Indonesia menjadi negara ke-22 di Asia yang terpapar virus ini, banyak statement yang mengatakan bahwa virus corona itu bisa dimatikan oleh suhu panas Indonesia.

Kota Palu sendiri adalah salah satu kota yang memiliki suhu yang cukup panas, bahkan pernah menempati posisi pertama suhu terpanas di Indonesia.

Dilansir dari Wartaekonomi.co.id Spesialis mikrobiologi Dr. Fera Ibrahim mengatakan virus corona dapat mengalami kelumpuhan di tengah suhu 56 derajat Celsius saat berada di luar sel inang atau ketika berada di ruang terbuka.

Berdasarkan penyataan tersebut benar bahwa Virus Corona dapat dilumpuhkan dengan suhu panas, tetapi harus diingat suhu panas yang mampu membunuh virus tersebut adalah pada 56 derajat Celcius.

Suhu rata-rata kota Palu menurut BMKG adalah berada pada 31 derajat celcius dengan suhu terendah 26 derajat dan tertinggi bisa mencapai 40 derajat celcius.

Menurut data tersebut dapat disimpulkan bahwa Virus Corona bisa saja berkembang di kota Palu ataupun Sulawesi Tengah. Karena virus baru dapat terbunuh pada 56 derajat celcius.

Untuk itu seperti himbauan dari Presiden Joko Widodo kepada seluruh rakyat Indonesia untuk senantiasa menjaga tubuh agar tetap fit, rajin mencuci tangan dan menghindari kontak-kontak yang tidak perlu serta tetap terinformasi dan mengikuti saran yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan setempat agar tetap terjaga dari wabah virus mematikan ini. ***

Reporter: Indra Setiawan

Berita terkait