Palu,- Sejumlah daerah di wilayah Indonesia Tengah mengalami periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau (Pancaroba).
Pada periode pancaroba kali ini cuaca umumnya berubah lebih dinamis dan sangat dipengaruhi pemanasan permukaan oleh radiasi matahari, sirkulasi atmosfer lokal, serta ada atau tidaknya gangguan atmosfer di atas suatu wilayah dan sekitarnya akibat aktivitas badai tropis, pusaran angin atau gelombang atmosfer ekuator tropis.
Berdasarkan surat nomor: ME.01.00/031/KB/IV/2020 yang diterbitkan Badan Mateorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan 20 Provinsi termaksud Sulawesi Tengah (Sulteng) berpotensi mengalami cuaca ekstrem ini.
Surat edaran yang ditanda tangani Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada 27 April 2020 memaparkan hasil pemantauan dan analisis BMKG, yang memprediksi untuk seminggu kedepan dapat disampaikan beberapa hal berikut:
- Terdapat Indikasi adanya perambatan gelombang atmosfer ekuator tropis MJO (Meden Julian Oscilation) dan sirkulasi siklonik (pusaran angin) di sekitar laut Jawa bagian barat serta di perairan utara Maluku dan Papua Barat pada periode 27 April sampai 3 Mei 2020 yang berpotensi meningkatkan pertumbuhan hujan yang cepat dan lebat.
- Gelombang atmosfer ekuoator tropis merupakan gangguan atmoefer berupa perambatan klaster udara basah yang menjalar dari Samudra Hindia menuju Samudra Pasifik melewati wilayah Indonesia dengan siklus 30-90 hari. Pada saat berada diatas suatu wilayah, perambatan MJO dapat memicu pertumbuhan awan yang cepat dan besar sehingga menghasilkan hujan dengan curah tinggi.
- Berdasarkan hal tersebut kami menghimbau kepada Pemerintah Provinsi dan masyarakat Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua agar waspada dan berhati-hati.
Sulteng merupakan salah satu Provinsi yang berpotensi mengalami cuaca ekstrem tersebut yang diantaranya yaitu puting beliung, angin kencang, hujan lebat, disertai kilat, hujan es dan lain-lain. Dampak yang ditumbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin kencang, pohon tumbang dan jalan licin dalam 1 hingga 5 hari kedepan.
Dengan demikian, potensi cuaca ekstrem tersebut masih menyisakan waktu dua hari lagi atau diperkirakan sampai tanggal 3 Mei 2020. Untuk itu kewaspadaan dan mitigasi bencana harus lebih disiapkan dalam menghadapi kemungkinan terburuk yang dapat terjadi dan meminimalisir dampaknya. ***
Reporter: Indra Setiawan