Pilgub Sulteng 2020: PDIP & Golkar Jatuh Hati ke Siapa?

  • Whatsapp
Sumber foto :zonakota.com

Palu,Sisa dua hari praktisnya. Atau Jumat keramat, 28 Agustus 2020 kabarnya DPP PDIP akan mengumumkan siapa bakal calon gubernur Sulteng diusungnya. Begitu juga partai Beringin rimbun. Mengingat, kemungkinan kecil suray dukungan B1 KWK akan ditandatangan di hari libur – Sabtu dan Minggu.

Lantas, detik demi hari – hari ini kegundahan dan perasaan tak menentu banyak ditunggu – tunggu ketiga bakal calon. Baik simpatisan Anwar Hafid, Hidayat Lamakarate dan Rusdi Mastura. Begitu pun dengan militan ketiga bakal Cawagub.

Spekulasi politik berseliweran. Saling debat adu argumentasi tak terelakkan. Masing – masing bersandar pada templet pikir dan sumbernya. Pertanyaannya, PDIP memiliki kecenderungan mengusung Anwar – Pasha atau Hidayat – Bartho?

Sengaja Rusdi Mastura atau Cudi tidak dimasukkan ke kecenderungan itu karena sejak semula Cagub Nasdem itu sudah ‘patah arang’ sejak intensnya Pasha dan Hidayat merapat ke partai moncong putih itu.

Kemana PDIP berlabuh akhirnya? Bila bersandar pada bulan madunya Megawati dan Prabowo, atau gagasan koalisi nasional PDIP – Gerindra maka jelas peluang Hidayat sangat besar. Tapi, lagi – lagi kata Pasha ke kailipost.com bahwa dirinya juga masih menjadi pertimbangan Mega lewat pintu Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP. ‘’Saya terus komunikasi dengan mas Sekjen,’’ aku Pasha di kediaman jabatan Wakil Wali Kota saat Idul Adha lalu.

Sumber kailipost.com menyebut bahwa kecenderungan 90 persen PDIP akan ke HL. Karena petinggi Gerindra sangat aktif ‘menekan’ keseriusan koalisi nasional 2024. ‘’Petinggi Gerindra juga aktif melobi petinggi PDIP soal Hidayat yang saya tau di Jakarta. Bahkan kalau tidak maka bisa jadi dukungan ke daerah lain Gerindra juga tinjau dengan PDIP. Sampai demikian komprominya. Jadi kecenderungan ke Hidayat lebih besar dari pada ke Anwar. Tapi semua bisa berubah atas kehendak Allah,’’ terang sumber via telepon ke penulis.

Benarkah Cudi mulai tak berharap pada dukungan PDIP? Wakil Ketua Umum DPP Nasdem Ahmad H Ali hingga di hari tadi (Rabu, 26 Agustus 2020) kepada kailipost.com mengaku tetap melobi PDIP. ‘’Tapi kita kan tau diri. Kita juga menghargai internal setiap partai. Termasuk PDIP,’’ jawabnya di kediamannya di Palu.

Lain PDIP, lain pula Golkar. Pemilik tujuh kursi di parlemen Sulteng. Partai Beringin rimbun ini sangat potensial bila menjatuhkan pilihan. Siapa yang akan diusung pemilik warna kuning di Sulteng? Anwar atau Cudi? Kenapa HL tidak dimasukkan dalam kecenderungan? Jawaban sederhana karena sejak semula HL dan petinggi Gerindra Sulteng kurang intensif membangun komunikasi di detik – detik terakhir. Kosentrasi pada PDIP sejak awal.

Kapan Golkar mengumumkan dukungannya? Kepada kailipost.com, DPP Partai Golkar melalui Kordinator Wilayah Indonesia Timur, Muhidin M Said mengaku hingga Selasa 25 Agustus 2020 belum ada dukungan B1 KWK untuk Pilgub serentak 2020. Yang sedang berjalan adalah B1 KWK kabupaten/kota.

‘’Belum,’’ jawab singkat Muhidin via whatsApp. Muhidin juga enggan menjawab soal rumor sudah terbitnya B1 KWK Pilgub Sulteng tanggal 19 Agustus lalu. Sebelumnya, ada info bahwa Golkar telah mengeluarkan B1 KWK untuk Cudi. Tapi dengan jawaban Muhidin bahwa hingga kini belum diteken maka pupus rumor tersebut.

Anwar Hafid sendiri kepada kailipost.com memiliki keyakinan bahwa Golkar dan PDIP dirinya memiliki kans untuk diusung. Sejumlah ikhtiar telah dilakukan. Semua yang menjadi kewajiban ikhtiar sudah ditempuh, tulis politisi yang dalam beberapa survei terakhir unggul di kantong pemilih besar.

Bila diprosentase, kecenderungan Golkar mengusung AH atau Cudi 50:50. Dukungan Golkar ini akan mempengaruhi pulw nantinya Perindo mengusung siapa. Hingga kini Perindo juga disebut-sebut juga cenderung ke Cudi dan AH.

‘’Kita berdoa Golkar mengusung kak Cudi juga. Saya menunggu ini. Kita hargai internal Golkar saja,’’ aku Ahmad H Ali. Ia enggan berspekulasi lebih dalam. Intinya, pihaknya juga membangun komunikasi politik dengan elit Golkar.

Seperti diketahui, Golkar mengusung Cagub dengan parameter yang jelas. Yaitu kapabilitas, parpol koalisi, hasil survei yang baik dan kemampuan memenangkan Pilkada. Merujuk itu, baik AH dan Cudi sangat kompetitif. Bahkan dapat disebut seimbang. Olehnya menjadi menarik hal ini akan menjadi pertimbangan Golkar menjatuhkan pilihan hatinya.

Paling lambat Kamis 26 Agustus besok beberapa parpol akan mengeluarkan B1 KWK. Yaitu PKB, PKS, Perindo. ‘’Nasdem B1 KWK sudah saya serahkan semua. Hanura sudah. PKB besok saya ambil dan sama semua dengan lainnya. Termasuk PKS,’’ jawab Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu lagi. ***

reportase : andono wibisono

Berita terkait