Dua Pegawai ESDM Mendapat Tindakan Represif saat Demo, Wajah Lebam Hingga Telinga Berdarah

  • Whatsapp
banner 728x90

Palu,- Dua pegawai dari Instansi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sulawesi Tengah (Sulteng), mendapat tindak represif oleh oknum kepolisian saat demonstrasi mahasiswa Kamis (08/10/2020) kemarin. Tindakan represif itu menyebabkan salah satu korban lembam dibagian wajah hingga pendarahan dibagian telinga.

Kronologi bermula saat beberapa pegawai kantor sedang melakukan penjagaan di halaman kantor ESDM, guna mencegah terjadinya bentrok antara massa dan aparat kepolisian di halaman kantor tersebut.

Yuyun Fadli, S.kom, staf program ESDM menjelaskan, beberapa temanya berupaya melakukan pencegahan agar para mahasiswa tidak memasuki dan melakukan pelemparan di halaman kantor ESDM Sulteng.

“Kami disini berusaha mengamankan kantor agar para mahasiswa tidak lari ke arah kantor, sebab di belakang kantor banyak mobil yang sedang terpakir, kalau kericuhan terjadi sampai belakang maka mobil dibelakang bisa terkena dampaknya juga, nah ini yang kita antisipasi,” ujar Yuyun, Jum’at (09/10/2020) di Palu.

Ia melanjutkan, di saat yang sama, kemudian gerbang kantor bagian barat ESDM di buka paksa oleh pihak Kepolisian, padahal gerbang tersebut dalam kondisi terkunci, sehingga membuat aparat masuk ke halaman kantor tersebut dan tanpa bertanya langsung menangkap dan memukul dua pegawai ESDM di halaman ESDM dengan brutal.

Dalam aksi tersebut beberapa pegawai ESDM sudah berusaha melerai, menjelaskan dan mengambil temanya yang ditangkap dan dipukuli oleh aparat.

“Kami sudah jelaskan kepada aparat, bahwa tolong jangan dipukuli sebab itu pegawai disini, saat saya berusaha melerai dan menahan teman saya malah saya juga kena pukul, kami sudah berusaha menjelaskan tetapi mereka tidak mau mendengar dan membawa teman kami,” ungkap Yuyun.

Menurut penyaksian selama di halaman tersebut korban sempat tak sadar diri saat dipukul oleh aparat. Akhirnya dua pegawai tadi dibawa ke Polda, di sepanjang perjalanan korban selalu dipukul bila bertemu dengan aparat lain.

Dikatakan Yuyun, akibat dari tindak kekerasan tersebut satu pegawai ESDM mengalami lebam di area wajah, dan telinganya sempat mengeluarkan darah. Selain itu, beberapa bangunan seperti gerbang ESDM pun rusak akibat kebrutalan polisi dan massa aksi.

Yuyun sangat menyayangkan tindakan represif yang dilakukan oleh oknum Aparat kepada pegawai ESDM, Ia berharap kedapanya polisi bisa lebih bijakasana dan professional.

“Kalau bisa jangan brutal lah, bertindak yang manusiawi. Seharusnya polisi bisa bersikap tenang dalam kondisi ini jangan membabi buta sehingga mengakibatkan salah pukul ataupun salah tangkap begini,” harap Yuyun.

Sebagai upaya tindak lanjut, dua pegawai ESDM yang menjadi korban akan melaporkan hal ini ke Propam Polda Sulteng, tetapi masih menunggu tanggapan dari Kepala Dinas ESDM Sulteng, Yanmart Nainggolan.***

Reporter: Zein Fathur Ramadhan

Berita terkait