Fenomena La Nina, Siaga Bencana “Tobelo” Ingatkan Warga Pinggiran Sungai Waspada

  • Whatsapp
banner 728x90

Palu,- Fenomena La Nina yang mulai terjadi di wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) dipastikan dapat membuat curah hujan semakin tinggi. Sebagai antisipasi kelompok siaga bencana “Tobelo” Desa Wani II (dua), Kecamatan Tawaeli, mengingatkan warga pinggiran sungai untuk waspada terhadap banjir.

Hal itu dilakukan, setelah adanya Informasi yang disampaikan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait terjadinya anomali suhu permukaan laut Samudera Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih
dingin.

“Relawan Siaga Bencana ‘Tobelo’ desa Wani II (dua) telah melakukan sosialiasi untuk meningkatkan kewaspadaan bagi warga yang bermukim di sekitar pinggir sungai Wani Dua yang berasal dari Lumbung Petigo,” ujar Maria Wesa, anggota relawan Tobelo yang juga sebagai koordinator lapangan Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI), Jum’at, (23/10/2020).

Maria menjelaskan, sebagaimana dituturkan oleh Kepala Sib Bidang Produksi Informasi Iklim dan Kualitas Udara, BMKG Siswanto kepada Tirto.Id bahwa La Nina ini dapat berlangsung dengan durasi berbulan-bulan hingga dua tahun. Sementara, menurut catatan historis Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal menyatakan bahwa La Nina berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40 persen.

“Sebanyak 9 orang relawan memberikan penjelasan terkait La Nina, pengaruhnya terhadap curah hujan dan perlunya kewaspadaan untuk cegah banjir di musim penghujan nantinya. Bahkan, masyarakat di pinggir sungai menerima informasi yang mereka sampaikan dengan senang hati,” ujarnya.

Bahkan, kata dia, ada juga warga yang meminta agar bronjong di sepanjang sungai itu bisa diperbaiki melalui program pemerintah Desa, sehingga aliran sungai tetap lancar meski debit air sungai mungkin naik nantinya.

Senada dengan itu, Muh Reza selaku Sekretaris Desa (Sekdes) Wani II menyatakan, program perbaikan bronjong rusak di aliran sungai itu memang akan segera diperbaiki karena sudah masuk dalam RPJMdes Wani II.

“Sikap tanggap dan responsif seperti yang dilakukan oleh Kelompok Siaga Bencana Tobelo sangat penting diteladani oleh semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan lain-lain. Belajar dari pengalaman sebagai penyintas bencana dua tahun lalu, serta beberapa pelatihan yang didapat dari berbagai lembaga masyarakat di masa rehabilitasi telah membentuk anggota masyarakat yang rela menyebarkan informasi kesiapsiagaan bencana bagi warga,” tutup Otto Nodi A, selaku Program Manager PELKESI. ***

Reporter: Yohanes Clemens

Berita terkait