Pantai Talise Jadi Sarang Buaya, BKSDA Sulteng Imbau Warga Waspada

  • Whatsapp
banner 728x90

Palu,- Setelah terjadinya penggitan buaya terhadap salah satu nelayan, pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) meminta nelayan dan masyarakat untuk ekstra waspada terhadap keberadaan buaya.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sulteng, Haruna, menjelaskan, lokasi penggigitan tersebut memang merupakan habitat buaya.

“Buaya sudah ada di sungai Palu jauh sebelum manusia ada di Palu. Sehingga keberadaan buaya dengan manusia di Kota Palu dan sekitarnya sudah berlangsung lama dan itu memang habitatnya,” jelasnya, Senin (09/11/2020).

Haruna mengatakan, upaya telah dilakukan BKSDA guna memberitahu wilayah-wilayah yang menjadi habitat buaya dengan menempatkan papan peringatan. Namun, tetap saja ada masyarakat yang mencabut papan peringatan tersebut.

Sejauh ini, pihak BKSDA selalu memberikan imbauan kepada masyarakat untuk lebih berhati-hati ketika beraktivitas di pinggiran anak sungai atau muara yang menjadi habitat buaya.

Ia juga mengatakan, buaya adalah satwa yang dilindungi oleh Negara dan Undang-undang sehingga BKSDA tidak memiliki wewenang untuk memindahkan buaya-buaya tersebut ke penangkaran.

“Tugas BKSDA adalah menjaga satwanya dan menjaga habitatnya. Sementara yang memiliki kewenangan untuk mengatur sungai adalah Pemda tapi kalau untuk menangkap buaya itu bukan tugas pokok kami dan kami juga tidak punya kompetensi untuk mengevakuasi satwa yang ada didalam habitatnya,” ujarnya.

Haruna berpesan, para nelayan perlu berhati-hati dalam melihat situasi dan ketika melihat buaya ada disekitar situ berharap untuk langsung dijauhi dan dihindari jangan sampai buaya tersebut menyerang manusia yang ada di sekitarnya.

“Karena habitat buaya saat ini terganggu sehingga buaya-buaya tersebut sedikit lebih agresif dan mudah menyerang siapa saja,” tutupnya.***

Reporter: Windy Kartika

Berita terkait