Sigi,- Pemain muda Sigi berhasil lolos ke daerah Jawa Timur untuk belajar sepak bola dalam bagian Indonesia Muda Football (IMF) Academy Kediri. Ada lima pemain Sigi yang tergabung dalam SSB Pewunu Putra yang berhasil lolos dari seleksi kali ini.
Kelima pemain itu adalah Alfrian Fahri, M Rizaldy, Moh Syawal, Aan Sute dan Rifky Renaldy. Mereka sudah bertolak ke negeri Ken Arok itu pada Kamis pekan lalu.
Mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu di sebuah akademi sepakbola merupakan hal yang tidak boleh disia-siakan. Maka dari itu orangtua kelima anak berbakat itu berupaya semaksimal mungkin agar anaknya bisa terbang ke Jatim.
Coach SSB Pewunu Putra, Fadly Lawido bercerita bagaimana ayah dari Aan, Suherman Sute tidak dapat tidur semalaman memikirkan cara agar anaknya bisa berangkat.
“Pokoknya pas dia kasetau untuk masuk akademi di Kediri. Saya sudah tidak enak tidur dan makanku. Saya harus berusaha sekuat tenaga supaya anakku berangkat kesana,” tutur ayah Aan Sute yang sehari-harinya sebagai pedagang kelapa muda ini, seperti dikutip Fadly Lawido.
Lain lagi Aslan ayah Rifky Renaldi, petani di desa Pewunu rela menjual satu ekor sapi yang sehari-hari menemaninya membajak sawah agar anaknya dapat berangkat ke Kediri.
“Itu memang saya siapkan untuk Riki, karena saya liat dia punya bakat dan kemauannya besar untuk jadi pemain bola. Saya tidak ingin dia kecewa. Semoga cita-citanya tercapai,” harapnya.
Intinya, kata Fadly Lawido, dari semua curhatnya orang tua. Mereka ingin anaknya jadi pemain bola profesional dan bisa mensejahterakan anaknya dan keluarga.
Hanya sehari lepas tiba di Kediri, kelima pemain bola itupun langsung melahap porsi latihan yang diberikan Pembina IMF Academy.
“Sore ini kami habis ikut seleksi timnas U-16, dan mulai Senin (11/01/2021) kami sudah akan ikut belajar di sekolah seperti biasa,” kata M Syawal yang berposisi sebagai kiper ini, usai sesi latihan di lapangan IMF Kediri, Minggu (10/01/2021).
Anak pembuat batu bata di Desa Sibedi ini bertekad tidak akan main-main dengan kesempatan ini.
Fadly Lawido berharap mereka akan menjadi seorang pemain yang seutuhnya dan membuka peluang untuk jadi pemain sepakbola professional.
Selama tiga tahun, anak muda ini akan menimba ilmu di akademi sampai mereka “dijual” ke klub profesional (liga 1, 2, atau 3).***
Reporter: Idham