Januari 2021, seharusnya disambut dengan rasa suka cita. Namun di awal tahun yang baru ini, bencana alam silih berganti menerjang Indonesia. Seolah memberikan sebuah isyarat alam bagi kita semua. Atau bahkan satu pelajaran bahwa telah tiba masanya memasuki periode tanda-tanda kecil menuju akhir zaman?
Berdasarkan catatan Badan Metereologi Klimateologi dan Geofisika (BMKG) pada bulan Januari 2021, Bumi Persada yang kita cintai ini, sekurangnya empat belas kali di guncang gempa.
Diantaranya, gempa bumi NTT (5,1) pada tanggal 1 Januari. 7 januari gempa terjadi ditiga daerah daerah. Seperti Gorontalo (6,4), Aceh (5,0), dan Bengkulu (5,8). Tanggal 9 Januari di Maluku (5,1). Setelah itu pada tanggal 11 Januari gempa kembali melanda NTT, dengan kekuatan (5,7). Pada hari yang sama, Toli-Toli juga dihantam tanah goyang. Dengan magnitudo (5,2). 13 Januari, Waropen Papua (5,7).
Kemudian pada tanggal 14 Januari gempa bumi terjadi di dua Provinsi. Yaitu Maluku Utara (5,2) dan Sulawesi Barat (5,9).
Pada tanggal 15 Januari gempa bumi kembali menggetarkan Provinsi Sulawesi Barat. Dengan kekuatan (6,2) serta di Pangandaran Jawa Barat (4,7). Keesokan harinya tanggal 16 Januari gempa bumi kembali terjadi di Bitung (5,2) dan Lampung (5,4).
Belum lagi bencana alam lainnya, turut meramaikan khazanah duka di Negara yang dijuluki “gemah ripah loh jenawi” atau Negeri yang tentram, makmur dan sangat subur tanahnya. Diantaranya pandemi covid 19, banjir di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Sebanyak 6 ribu rumah terendam air.
Tanah longsor di Sumedang Jawa Barat dan erupsi gunung yang berada di pulau Jawa.
Ada apa dengan alam? Pembaca budiman pasti sebagian besar tidak mengenal salah seorang pemusik legendaris era tahun 90-an. Mengutip beberapa bait syair tembang musiknya, berjudul berita kepada kawan, Ebit G Ade, menulis “Mengapa di tanahku terjadi bencana ! Mungkin tuhan mulai bosan. Melihat tingkah kita. Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Atau alam mulai enggan.
Bersahabat dengan kita”
Atau kita kembali pada paragraf pertama. Bahwa terjadinya bencana alam saat ini, merupakan pertanda menuju fase atau periode end of the day (hari kiamat)? Seperti termaktub didalam beberapa hadist dan kitab suci umat Islam.
Salah satunya hadist riwayat Tirmidzi, Al-Quran surah Al-Isra (17-16) Walahu a’lam Bissawab. Hanya sang pencipta alam semesta yang mengetahui kebenaranya.
Setidaknya, fenomena alam yang terjadi saat ini, menjadi iktibar bagi kita sebagi insan yang tak luput dari salah dan dosa. Untuk mengambil hikmah dan makna yang terkandung didalamnya.***
Penulis: Firmansyah Lawawi