Mamuju,- Terlihat ada tiga anak muda sedang kebingungan di Area Kantor Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) mencari bantuan logistik agar dapat disalurkan ke Pulau Karampuang.
Pulau Karampuang diketahui berada di sebrang pusat kota Mamuju. Berjarak 3 kilometer dengan waktu tempuh 20 menit dan hanya dapat di akses dengan jalur laut menggunakan kapal atau perahu. Pulau ini juga diketahui merupakan salah satu ikon dan tempat wisata unggulan di Mamuju, Sulbar.
Nampaknya, keharusan untuk menyebrang agar bisa mencapai lokasi tersebut membuat bantuan belum mengarah kesana. Salah satu pemuda yang diketahui bernama Arlin, mengaku tiga hari pasca gempa kuat magnitudo 6,2, bantuan logistik belum masuk ke Desa dengan 11 dusun tersebut.
“Hingga saat ini, bantuan belum ada masuk kesana. Oleh karena itu saya datang ke Kantor Gubernur Sulbar untuk meminta bantuan agar didistribusikan kesana,” ujar Alfin, saat ditemui di area Kantor Gubernur yang diketahui banyak berdiri posko, mulai dari posko Kemensos, PUPR, BNPD hingga Kesehatan, Minggu (17/01/2021) sore.
Saat ditanyakan mengenai dampak gempa di Pulau tersebut, Arlin menyebut, beberapa rumah di Desa Karampuang rusak, namun untuk korban jiwa dia mengaku belum mendapatkan informasi mengenai adanya warga di Pulau Karampuang yang meninggal.
“Kebutuhan disana saat ini terpal, beras, popok dan susu bayi,” singkatnya.
Setelah ditanyakan lebih lanjut mengenai status pribadinya. Pemuda berusia 22 tahun itu ternyata adalah mahasiswa Antropologi di Universitas Tadulako. Arfin berada di Pulau Karampuang karena sedang berlibur di tengah pembelajaran yang masih berlangsung secara daring.
“Saya baru seminggu sebenarnya di Pulau Karampuang berlibur di rumah Tantenya di Dusun Karampuang I. Saat gempa terjadi saya sudah disini,” akunya yang ternyata berasal dari Pantai Barat, Kabupaten Donggala.***
Reporter: Indra Setiawan