DICORET KARENA KRITIK? BUAT WALI KOTA PALU

  • Whatsapp
Foto: Pinterest
banner 728x90

Pertama-tama, mohon maaf lahir batin Minal Iazin Wal Faizin 1442 hijriyah. Semoga amal ibadah kita selama ramadhan diterima Allah SWT.

Pesan riligius orang bijak, cerdik pandai, ustad, kiai dan pendakwah bahwa Tujuan Ramadhan adalah Melatih Kesabaran. Melatih sabar, menahan diri dari amarah, sanggup merendahkan hati dengan serendah – rendahnya. Hingga Allah akan memuliakan kita dengan kesabaran. Aaaminn ya robbal alamin.

Sengaja saya menulis catatan pinggir redaksi ini di suasana lebaran. Suasana silaturahim. Suasana sejuk dan kelembutan hati usai ditempa selama 30 hari dengan tingkat temperatur suhu 33 – 34 celcius. Karet pun hancur ketika di halaman.

27 ramadhan 1442 hijriyah, atau 10 Mei 2021 saya dilapori wartawan kailipost.com, Firmansyah bahwa rencana Kerjasama Pemberitaan antara Wali Kota Palu dan kailipost.com dibatalkan. Pasalnya, tulis Firman ditengarai Wali Kota marah soal berita ‘Bau Amis Fee 30 %’’ dan mengusik ‘orang – orangnya’ Firman pun mengadu dia dikelurkan dari grup WhatsApp Humas Pemkot Palu. ‘’Saya telpon Kabag, itu perintah Wali Kota.’’ – demikian saya kutip dari chating dengan wartawan cukup senior di kailipost.com tersebut.

Mendengar laporan itu, saya meminta orang kantor untuk mengambil berkas MoU yang sudah saya tanda – tangan di atas materai agar ada kejelasan dan kemudian hari menghindari hal – hal yang tidak diinginkan. Saya pun meminta redaksi tetap menjalankan fungsi media yaitu sebagai alat kontrol publik.

Kailipost.com selama empat tahun ini banyak menjalin kerjasama dengan sejumlah Pemda untuk sosialisasi kegiatan dan program. Bahkan dengan DPRD kabupaten/kota dan DPRD Provinsi Sulteng. Bahkan partai politik dan sejumlah kontestan Pilkada. Semua berjalan sesuai koridor. Saling memahami positioning dan fungsi masing – masing.

Misalnya; selama empat tahun bekerjasama dengan Pemprov yaitu Gubernur Longki Djanggola yang langsung didrive oleh mantan Sekdaprov Hidayat Lamakarate. kailipost.com masih menjalankan fungsi kontrolnya. Tak jarang kritik dilontarkan. Bahkan beberapa kali. Gubernur Longki pun tidak MURKA !! Bahkan ketika bertemu malah kita selalu gelak tawa. Begitu juga ketika zaman Rusdi Mastura Wali Kota. Saya kala itu sebagai Pemimpin Redaksi Mercusuar (2005 – 2010) sering mengeritik Pemkot. Bahkan yang gerah Kabag Humasnya, bukan Kak Cudi. Ketika ketemu Wali Kota itu malah bilang, ‘’Kalau datamu betul sikat terus saja biar Saya juga enak bisa dibantu mengontrol,’’ ujar kak Cudi ke saya. Itulah pemimpin. Bukan bos. Pemimpin meminta kritik. Tapi kalau bos meminta sanjungan.

Palu pasca bencana 2018 dan masa pandemi memiliki silang sengkarut problem dan tumpukan masalah dasar kemanusiaan. Mengapa saya sebut kemanusiaan? Karena usai bencana kemiskinan naik, pendapatan asli Palu menurun, daya dukung pembangunan pasti berkurang, hutang dengan PLN dan lain – lain.

Cara Pers adalah membantu Pemkot sesuai dengan tugas dan fungsinya. Selain bekerja sama menyosialisasikan kegiatan dan program Pemkot, ingat bahwa Pers juga memiliki fungsi sosial dengan cara mengontrol jalannya roda pemerintahan dan pembangunan.
Olehnya, dalam UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers, negara mengamanatkan agar Pers dapat bebas dan aktif menjalankan tugas dan fungsinya.

Bila benar laporan wartawan kailipost.com tersebut, maka sangat naif hal itu dilakukan Wali Kota. Seyogjanya kritik media ditanggapi dengan keterangan pers. ‘’Kata – kata sebaiknya dibalas dengan kata – kata’ atau lakukan klarifikasi atau menyodorkan hak jawab atas pemberitaan.

Sekali lagi, pembatalan kerjasama bagi kami di redaksi tidak menyebabkan hubungan media dan pemerintah kota akan terganggu. Prestasi nantinya diukir Pemkot tetap akan disajikan sesuai fakta. Akan disampaikan ke publik. Demikian sebaliknya. Bila ada hal yang mesti dikritik, diungkap bahkan temuan sifatnya dugaan dugaan pelanggaran hukum dari aparat penegak hukum pun harus dikabarkan.

Sebagai media, kailipost.com memiliki motto amat sangat masyur masyarakat Kaili yaitu ‘mosiapale’ atau jabat tangan, bersama – sama untuk kebaikan, gotong royong atau kebersamaan. Mosiapale memiliki filosofi saling ingat mengingatkan agar tercapai tujuan.

Minal Aizin Wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Batin kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu dari segenap keluarga besar Kailipost.com ***

Reporter: Andono Wibisono

Berita terkait