Bank Sulteng: Konflik Internal, Cudi Mesti Tegas (bagian – 02)

  • Whatsapp
banner 728x90

Provinsi Sulawesi Tengah adalah provinsi terluas di pulau Sulawesi. Potensinya amat sangat besar. Ada gas, panas bumi, nikel, biji besi, emas dan potensi kelautan, pertanian serta perkebunan. Wilayah yang dihuni hampir dua juta penduduk terus berbenah. Termasuk sektor jasa keuangan perbankan. Adalah Bank Sulteng, kebanggaan masya

Seperti yang dilansir di bagian pertama, maka di bagian kedua ini penting diurai mengapa? Kenapa? Dan apa? Tentunya ini tugas berat bagi jajaran komisaris dan utamanya pemegang saham pengendali yaitu gubernur. Momentum detik – detik pelantikan Gubernur Terpilih Rusdi Mastura akan menjadi sejarah baru masa depan PT Bank Sulteng di masa akan datang.

Diketahui, soliditas jajaran direksi dan dewan komisaris adalah modal awal Bank Sulteng. Kemajuan dan kesuksesan saat ini dengan modal akumulatif Rp8 triliun selama 10 tahun adalah kebanggaan. Tidak hanya dipertahankan tapi harus lebih baik.

Bocornya surat Komisaris Utama Independen ke pers adalah bentuk ada hubungan linier manajemen diakui kurang solid. Surat tertanggal 06 April 2021 yang ditujukan ke Direktur Utama Bank Sulteng menunjukkan bahwa pengawasan internal dan manajemen komunikasi direksi dan komisaris belum terbangun soliditasnya.

Surat Nomor 035/DK-BPDST/IV/2021 tentang penyelesaian permasalahan di Bank Sulteng tersebut amat lugas, keras dan tegas ke Dirut, sebagaimana tujuan surat. Simak saja point per point surat itu.

Pertama; mantan Komut Independen Abdul Karim Hanggi menyikapi surat gubernur tertanggal 23 Maret 2021 dengan perihal yang sama. Yaitu ada masalah di Bank Sulteng dan gubernur minta diselesaikan. Tegas !

Kedua; Direksi menjelaskan soal tenaga special hire (sewa khusus) untuk menagih kredit macet PT Mulyatama Asri. Dewan komisaris meminta segera diselesaikan dan dilaporkan model penyelesaiannya. Sayang tidak disebut berapa jumlah kredit kontruksi yang macet itu.

Ketiga; Komut Independen juga mempertanyakan efisiensi penggunaan aplikasi Loan Organitation System (LOS) di kantor kantor cabang se Sulteng;

Keempat; pemindahan atau penempatan dana Bank Sulteng ke Bank Mayapada sebesar Rp223 miliar oleh direksi, dewan komisaris meminta untuk segera dipindahkan ke bank plat merah atau bank pemerintah/negara guna menjaga risiko likuiditas pada bank selain bank pemerintah. Jelas ! Ada pemindahan uang dan harus dipindahkan kembali ke bank pemerintah.

Kelima; dewan komisaris meminta direksi memutuskan kerjasama dengan PT Bina Artha Prima (BAP) secara permanen. Komisaris juga meminta dinegosiasikan kembali besaran fee marketing yang bisa diberikan kisaran 1 %. Mengingat dana yang digunakan adalah dana pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang bunganya lebih rendah.

Keenam; ini stresing surat Komut Independen yang menarik. Bila melakukan kerjasama dengan pihak ketiga, agar surat perjanjian ditembuskan ke dewan komisaris. Nah, apakah selama ini tidak ada tembusan? Kok bisa?

Upaya konfirmasi ke Direktur Utama PT Bank Sulteng Rahmat Haris pun terus diupayakan. Tetapi hanya salah seorang kerabatnya saja mengirim sejumlah foto keberhasilan Rahmat dan Bank Sulteng. Termasuk menceritakan naikknya besaran deviden, CSR dan efisiensi keuangan lainnya. Termasuk presentase Rahmat ketika di RUPS Luar Biasa. Sayang hanya dikirim screen shot berupa foto hingga tak dapat dibaca angka – angkanya.

Fakta lain terungkap bahwa salah satu pemegang saham juga meminta Rahmat tidak diperpanjang sebagai Dirut. Tapi dominan pemegang saham masih mempertahankan. Dengan alasan belum ada pengganti dan keberhasilan selama ini Bank Sulteng.

Gesekan – gesekan internal ditengarai terjadi di jajaran direksi dan managemen selevel di bawahnya. Lagi – lagi hal ini akan dikonfrontir atau klarifikasi ke beberapa direksi belum diperoleh. Beberapa orang menurut staf Bank Sulteng sibuk. Mereka mulai tertutup setelah pemberitaan ini mencuat.

Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulteng Muharram Nurdin merespon mencuatnya surat gubernur dan Komut Independen itu. Ia mengaku sedang mengumpulkan bahan – bahan. Ia sendiri bangga keberhasilan yang disampaikan Dirut Rahmat Haris di Jakarta depan BI dan OJK serta investor.

Sementara sejumlah pihak berharap pasca pelantikan gubernur dan wakil gubernur 16 Juni 2021 mendatang, Cudi – sapaan Rusdi Mastura tidak dalam waktu lama membenahi PT Bank Sulteng. Hal ini guna menjaga citra dan kepercayaan nasabah. Bank adalah Bisnis Citra (trust). Bila citra baik nasabah makin percaya, demikian sebaliknya. ‘’Kak Cudi harus paham betul masalahnya, harus tegas demi banknya rakyat Sulteng. Jangan hanya dijadikan gesekan yang rugi kita semua,’’ tegas salah satu relawan militan Rusdi Mastura – Makmun Amir. (bersambung).***

jurnalis kailipost.com : andono wibisono

Berita terkait