Pembongkaran Huntara Donggalakodi Dinilai Tak Manusiawi, Penyintas Minta Gubernur Tegur Walikota

  • Whatsapp
banner 728x90

Jurnalis kailipost.com : Rizky

PaluPembongkaran hunian sementara di lokasi lapangan sepakbola Kelurahan Donggalakodi Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah dinilai beberapa hari terakhir dinilai tak manusiawi. Karena sejumlah toilet yang masih digunakan penyintas sudah dibongkar. Walaupun pembongkaran tersebut sesuai kesepakatan sebelumnya.

Semalam, Minggu (29 Agustus 2021) sejumlah video pendek dikirim ke redaksi. Video itu sekaitan beberapa Huntara yang ditinggal penghuninya dibongkar. Dalam video itu juga disesalkan membongkar toilet – toilet Huntara dibongkar karena masih digunakan sekira 39 KK lagi di sekitar itu.

Kepada redaksi, umu Elida mengaku bahwa sesuai dengan kesepakatan pembongkaran nanti 30 September atau sebulan lagi. Olehnya, ia meminta agar yang dibongkar yang benar – benar tidak digunakan lagi. ‘’Kami ini manusia bukan binantang,’’ tulisnya di surat elektronik.

Surel lainnya menyebut bahwa lapangan akan dibangun sebagai lokasi sepakbola. Perjanjian kesepakatan juga diketahui lembaga adat, kepala kelurahan dan pemuda. Wali Kota dan Kadis PUPR Palu pernah ke Huntara Donggalakodi hanya menjanjikan bantuan usaha mikro ke penyintas. Bukan mencarikan solusi Huntap bagi 39 KK Huntara Donggalakodi. Olehnya mereka meminta masalah ini segera diketahui Gubernur Rusdy Mastura. ‘’Kami mau mengadu saja ke gubernur. Wali Kota tidak bisa diharap. Tolong kami mau mengadu ke gubernur saja,’’ tulis Surel itu lagi.

Sementara itu, Gubernur Rusdy Mastura masih berada di Jakarta dalam sebuah urusan dengan tiga Kemenko (Kementerian koordinator) RI. ‘’Pulang dari Jakarta kita lihat,’’ tulis gubernur.

Di sisi lain, sesuai surat Dinas PU Palu 25 Agustus 2021 ke kelurahan termasuk Kelurahan Donggalakodi tentang rencana akan direhabilitasi lapangan sepakbola Donggalakodi pada minggu kedua September 2021. Surat ditandatangani Kadis PU Singgih Prasetyo.

Sesuai data yang dihimpun bahwa 39 KK penyintas Huntara di lokasi itu masih bertahan karena tidak memiliki kepastian akan tinggal di Huntap. Hanya lima KK yang pasti akan pindah ke Huntap. 39 KK itu juga hingga kini mengaku belum menerima stimulan.

Penyintas Huntara juga semestinya sudah bersiap – siap pindah karena telah menyetujui kesepakatan yang ditempel di dinding – dinding Huntara. *

Berita terkait