PALU – Hari ini Rabu (1 September 2021) Harian Mercusuar berulang tahun yang ke-59.
Di media sosial, twibbon 59 Tahun Bersama Korannya Rakyat Sulteng menjadi trending topik.
Netizen memberikan ucapan selamat ulang tahun untuk Mercusuar.
“Makin Baik di Usia 59 tahun,” tulis Aby Ezha, pemerhati sepakbola Kota Palu dalam twibbon yang diunggah di FB.
Youtuber Toma Moza menulis “59 TAHUN MERCUSUAR, Korannya Rakyat Sulteng. Terima Kasih Mercusuar, sukses selalu #manisNT,” tulisnya.
ASN Dispora Sulteng Julia Taro mengucapkan “Semoga Koran Mercusuar di 59 Tahun Eksistensinya Selalu Menyajikan BERITA YANG MENARIK untuk di Baca disetiap Pagi ditengah Gempuran sajian Berita-berita On Line….”
Netizen lainnya juga memberikan ucapan serupa.
“MERCUSUAR Hepy besdey,” tulis Yuyun Wahyudin Firman.
“Dirgahayu 59 tahun mercusuar semoga sukses selalu tetap jaya Aamiin,” kata Natsir Liwesigi tak mau ketinggalan.
Anleg DPRD Palu Farden Saino berucap “Selamat HUT buat Harian Mercusuar…koran yg masih setia menemani kopi ku setiap pagi,
“Mercusuar KEREN,” kata anleg Rusman Ramli
Mantan jurnalis Mercusuar tak lupa pula mengupload twibbon ucapan selamat.
“Tak mungkin terlupakan, memulai karir jurnalistik/foto jurnalistik di koran ini. Teruslah menjadi “Mercusuar” bagi banyak orang, teruslah menjadi penerang di laut agar nakhoda bisa membedakan mana laut dalam dan mana laut dangkal, mana karang tumpul dan mana karang tajam.. Dirgahayu ke-59 korannya rakyat Sulteng…,” ucap fotografer kawakan, Basri Marzuki.
Ada juga mantan Pemred Mercusuar 2006-2010 Cak Ando Wibisono menulis.
*Di SINI TAKDIRKU*
Detik – detik menjelang reformasi (1997) semua aktivis dikejar – kejar rezim. Saya sempat lari ke Kota Luwuk tinggal di rumah sekawan, almarhum Makhtar Sangkota alias Tarang (senior di Untad). Di kota air itu terus mengamati gejolak Jakarta, dari TV 12 Inci di kamar Tarang. Kawan Armin Sallasa ke Makassar dan Muharram kabarnya juga di Sulsel sekitaran tahun itu.
Sembari itu, di Luwuk atas ‘katabelece’ almarhum Rusdy Toana, saya bergabung menjadi reporter Harian Mercusuar, yang foundernya juga beliau – Tona Kodi. Rusdy Toana adalah mentor saat saya aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sulteng hingga mengenyam Latihan Instruktur 1 untuk seorang kader.
Usai reformasi, 1999 saya pun ditarik ke Palu, atas rekomendasi Redaktur Pelaksana kala itu guru jurnalis saya Kamil Badrun AR. Alasannya, untuk memback-up pemberitaan politik menjelang Pemilu pertama reformasi. Mercusuar saat itu masih di bawah grup Jawa Pos News Network (JPNN). Di sana saya bertemu Mas Joko Intarto, GM Mercusuar dan anak didik Pak Dahlan Iskan (DI).
2002 – 2003, kami diboyong ke Radar Sulteng karena Mercusuar pecah kongsi dengan JPNN. Saya saat itu masih reporter belum paham apa – apa soal ‘pecah kongsi’ itu.
2006, saya terpilih menjadi anggota Panwaslu Provinsi Sulawesi Tengah di pemilihan gubernur langsung pertama sejak reformasi. Walhasil menjadi ketua Panwaslu Sulteng, hingga tidak aktif di jurnalis selama enam bulan.
Usai Pilgub, saya mulai banyak diskusi dengan Pewaris tahta Harian Mercusuar, Tri Putra Toana. Hingga saya harus pamit dari Radar Sulteng balik ke Mercusuar yang usai pisah dengan JPNN masih kembali terbit Tiga Kali Sepekan. Kadang juga cetak di PNRI.
2006 akhir, diberi mandat mengelola Harian Mercusuar. Bukan hanya Mengelola Redaksi, tapi juga mengelola pemasaran dan periklanan. Pendeknya jadi Pemred dan Direktur Operasional. Berkutat hingga 2007 terbit harian kembali Mercusuar sebagai korannya rakyat Sulteng.
Lima tahun; pagi ketemu pagi, kadang pulang hanya untuk ketemu anak istri. Saya pun bercengkrama dengan anak lelaki di saat hari Minggu saja. Senin – Sabtu, saya berangkat ke redaksi dia sudah sekolah. Saya datang jam 03.00 Wita dia sudah tidur. Saya bangun, dia pun sudah sekolah. Begitu tak terasa lima tahun. Akhirnya Harian Mercusuar benar – benar saat ini menjadi ‘mercusuar’ koran harian yang diakui atau tidak selalu berpengaruh pada kondisi sosial politik kemasyarakatan di Sulawesi Tengah.
2010, saya pun istirahat dan bertekad dengan ilmu dari para senior dan mentor mencoba membangun koran politik ‘Sulteng 1’ & membangun ritel lokal ‘AndoMaret’ hingga 2016.
2016; saya pun diajak kembali bekerjasama membangun anak perusahaan Mercusuar. Tri Putra menyiapkan beberapa anak perusahaan (holding) dan bermimpi Mercusuar menjadi holding company. Lahirlah Harian Kaili Post salah satunya. Uniknya, Kaili Post benar – benar hanya ‘dilahirkan’ dan diminta sang bayi harus berlari dan kuat. Tantangan. Pasca bencana 2018, sebagai sayanpuyuskan edisi cetak tak lagi dilanjutkan dan bermetamorfosa ke digital sebagai tuntutan perkembangan ke depan dan dampak menjadi penyintas media.
Yaumil Milad Harian Mercusuar ke 59 tahun. Allah takdirkan passion saya ditempa di lembagamu. Sukses selalu, semoga Harian Mercusuar terus dapat Menjawab Tuntutan disrupsi global dan menyiapkan pembaca baru di era digital,”
Harian Umum Mercusuar diterbitkan pertama kali pada 1 September 1962 oleh (Alm) H. Rusdy Toana. Mercusuar yang awal pendiriannya bernama Suara Rakyat.
PT Tri Media Group (TMG) yang di pimpin oleh Hi. Tri Putra Toana, adalah perusahaan yang menaungi Harian Umum
Mercusuar yang hingga saat ini tetap memegang teguh semboyan untuk menjadi “Korannya Rakyat Sulteng”.
Berikan dukungan untuk Harian Mercusuar, dengan menggunakan twibbon “59 Tahun Harian Mercusuar” karena anda adalah bagian dari Harian Mercusuar.
Berikut twibbon yang bisa dipilih dan diunggah ke medsos:
https://twb.nz/mercu
https://twb.nz/mercu1
https://twb.nz/mercu2
https://twb.nz/mercu4