Dihadapan Menteri Kabinet, Presiden Joko Widodo memberikan penekanan penting ditekankan untuk terus menyosialisasikan disiplin protokol kesehatan, meskipun kasus COVID-19 di Indonesia sudah menurun dan sudah di bawah standar WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).
“Ini artinya pada posisi yang baik dan posisi yang rendah. Tapi saya ingatkan bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir,” sebut Presiden Jokowi, yang disiarkan secara virtual.
Namun di samping itu, Presiden mengingatkan bahwa tren kenaikan kasus COVID-19 terjadi di beberapa negara besar.
“Inilah yang mengingatkan kita harus pada posisi hati-hati dan waspada, karena dunia dihadapkan pada ketidakpastian,” jelasnya.
Naiknya kembali kasus di beberapa negara besar itu disebabkan tiga hal, yaitu cepatnya relaksasi yang tanpa tahapan-tahapan. Kemudian, lanjutnya, karena masalah protokol kesehatan yang tidak disiplin lagi. Dan ketiga, karena pembelajaran tatap muka.
“Ketiga hal ini kita harus hati-hati. Saya harapkan kepada gubernur, walikota, bupati dan Forkopimda untuk waspada, sehingga kejadian di negara lain tidak terjadi di sini,” ingatnya.
Poin selanjutnya, Presiden Jokowi mengingatkan untuk mempercepat vaksinasi dan terus mematuhi protokol kesehatan.
“Saya minta gubernur, Pangdam, Kapolda untuk mengingatkan pada bupati, walikota, Polres dan Danrem juga Dandim agar tetap tingkatkan kewaspadaan untuk meningkatkan tracking dan testing dan juga tes betul-betul kontak eratnya dengan siapa,” tegas mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi mengingatkan Pemerintah Daerah untuk terus mempercepat vaksinasi, karena sudah 237 juta dosis vaksin yang telah dikirim ke daerah-daerah.
“Saya ingatkan daerah yang vaksinasinya masih rendah di bawah 50 persen untuk mengejar agar di bulan November ini di atas 50 persen dan di atas 70 persen diakhir tahun ini,” ujarnya.