TAK Lama suksesi kepemimpinan rektor Univesitas Tadulako. Sejumlah nama digadang-gadang akan mengikuti kontestasi puncak ‘menara cendekia universitas berlambang Taiganja itu’.
Rektor saat ini, Prof Mahfud dikabarkan karena usia tidak dapat dicalonkan kembali. Padahal beliau masih potensial. Nama-nama lain pun bermunculan karena peluang untuk merebut tongkat komando keilmuan 17 ribuan mahasiswa amatlah membanggakan.
Karena kontestasi pasti ada eksistensi yang terakseleratif ke semua yang dianggap menopang dan penting. Tujuannya pasti kekuasaan. Itulah politik. Rebut dan kuasa.
Apakah hal itu juga digunakan untuk sebuah kekuasaan di dunia pendidikan tinggi? Mungkinkah segitunya juga kalau mau ikut kontestasi rektor? Pasti para profesor itu akan terikat akan nilai nilai keilmuan dan etika seorang pendidik.
Patut diantisipasi suksesi sebuah kepemimpinan universitas membawa isu – isu yang berpotensi radikalisasi dan SARA. Karena sejatinya yang dipertanggung jawabkan seorang pemimpin mahasiswa dan kampus para calon ilmuwan dan kecendekia adalah kapasitas, kapabilitas, sosialitas, moralitas, dan humanity serta leadership seseorang.
Tak perlu kelompok-kelompok yang saling mendukung mengunakan idiom – idiom SARA. Karena isu SARA memiliki sejarah panjang di Universitas Tadulako. Bahkan sejarah perguruan tinggi itu sendiri. Saya banyak mendengar dari sumber pelaku sejarah berdirinya Univesitas Tadulako almarhum Kiai Rusdy Toana rahimakumulloh alfateha buat guruku.
Kekuatan politik pasti menggunakan semua hal untuk merebut kekuasaan. Tapi apakah prakteknya demikian. Atau setidaknya berkomitmen elemen – elemen ke Indonesiaan tercermin di struktural rektorat hingga fakultas setelah suksesi? Atau jangan jangan hanya dikapitalisasi saja isunya setelah itu terjadi berulang-ulang sebagaimana politik dimana – mana.
Sudah waktunya, seluruh anak bangsa tumpah darah alumni Univesitas Tadulako sejak dini mengingatkan hal ini. Mesti menjaga marwah Puncak Lembaga Kecendekiawanan Univesitas Tadulako…
Salam Subuh
27 Syahban 1443 H.
Oleh : Cak Ando (praktisi media/alumni Untad