Momen Suksesi Rektor Harus Perkuat Persaudaraan

  • Whatsapp

Kaili Pos


Terakhir. Jadi semua yang menjadi riak-riak belakangan ini, adalah politik dan Anda jadi sasaran tembak. Anda sependapat cara pandang ini?

Basir Cyio


Begini, dalam setiap kesempatan, dan setiap putaran waktu, riak demikian itu selalu ada. Yang berbeda itu adalah aktornya. Ini yang selalu saya jelaskan bahwa yang berubah itu aktornya. Kejadiannya akan tetap ada selama Untad ini masih ada dan masih ada yang mau jadi rektor. Mengapa? Karena aktor masa sebelumnya sudah banyak yang meninggal dan jikapun masih hidup, mungkin sudah renta. Kebetulan saya berada di lintas masa, sehingga tahu persis siapa aktor dan penyerang pada masanya masing-masing. Saat ini juga saya sudah petakan, siapa aktor utama, aktor pendukung, siapa garda terdepan, dan siapa yang cuma penggembira. Jika dipandang sebagai ikatan kimia, maka penggembira inilah yang banyak memberi informasi karena di sana tidak kuat, di sini juga tidak kokoh. Nah, dalam konteks politik seperti itu, tidak perlu dianggap ada yang luar biasa. Serangan, isu, silang pendapat, benturan dan dentuman, terkadang sulit diprediksi. Namun untuk keluarga besar Universitas Tadulako, janganlah kita sampai bercerai berai dan masuk masuk dalam suasana itu. Tidak hitam putih dalam melihat suatu pesta demokrasi. Apalagi mengkultuskan calon. Tidak ada jaminan di saat seseorang yang dikultuskan sudah jadi rektor, yang bersangkutan masih mau melirik. Jadi tenangkan hati, dewasakan cara berpikir. Kita ini keluarga besar Universitas Tadulako. “Satu Untad, Satu Napas, Satu Keluarga. Janganlah kita gontok-gontokan hanya karena mau memilih seorang rektor. Apalagi hanya menjadikan dokumen yang belum klir endingnya, sudah dijadilan energi berkesimpulan: “kita hancurkan”. Belum tentu, karena pandagan orang yang pembenci tidak sama dengan realitas dari suatu objek, yang hitam sekalipun. Baik manisnya seseorang, tak ada jaminan dalam keabadian. Semua orang, siapapun. Jadi kita tunggu saja pesta demokrasi Pilrek dengan tenang. Karena kalau berjuang dengan cara tidak tenang, maka pastikan akan datang suatu “ketidaktenangan”. Ini axioma. Selamat menjalankan ibadah puasa. Semoga puasa hari ini menjadi pembawa rahmat dan berkah dalam mengisi waktu yang masih ada. Uuuraaaaa. (Maaf, saya tidak tahu artinya. Cuma pernah dengar di TikTok).
***

Berita terkait