Merespons Perubahan
Pemerintah mendorong PTN agar terus meningkatkan statusnya agar bisa lebih cepat dalam merespons perubahan yang begitu cepat. Secara garis besar terdapat tiga tingkatan perguruan tinggi, dari mulai teaching university yang berfokus kepada pengajaran, research university yang fokus kepada penelitian, sampai kepada enterpreneurship university, perguruan tinggi yang memiliki kemandirian dalam melaksanakan kegiatannya.
Untuk bisa sampai kepada level enterpreneurship university, tentunya pengelolaan di perguruan tinggi saat ini tidak bisa dilakukan jika hanya mengandalkan pola yang sentralisitik. Dalam pola pengelolaan pendidikan tinggi yang sentralisitik segala sesuatunya akan diatur oleh pihak universitas. Akibatnya kemajuan perguruan tinggi akan sangat bergantung sepenuhnya kepada pihak universitas. Setiap kebijakan yang dibuat akan menjadi seragam; belum tentu cocok dengan kebutuhan masing-masing fakultas.
Dalam sebuah perguruan tinggi kecil, tentu saja kebijakan sentralistik akan lebih mudah dilaksanakan. Tetapi dalam sebuah perguruan tinggi besar, sekelas ITB misalnya, kebijakan sentralistik bisa jadi tidak cukup efektif. Keragaman karakteristik akan memaksa pihak universitas untuk bekerja keras membuat kebijakan yang cocok diterapkan untuk semuanya.
Di sini kita bisa melihat bahwa dalam sebuah perguruan tinggi besar dengan sejumlah karakteristik yang amat beragam, menggunakan pola pengelolaan yang bercorak desentralisasi akan lebih banyak memberikan manfaat dibandingkan pengelolaan yang sifatnya sentralisitik. Lagi pula dalam situasi saat ini, desentralisasi pendidikan bukanlah lagi merupakan sebuah pilihan tapi sudah menjadi suatu keniscayaan.
Perubahan lingkungan yang bergerak amat cepat memerlukan model pengelolaan organisasi perguruan tinggi yang cepat menyesuaikan diri adaptable, termasuk cepat dalam mengambil keputusan dengan memperhatikan kondisi lingkungan internalnya supaya bisa bertahan.