HEBAT !! Jokowi Tegas Minta Biden dan Lavrov Berhenti Perang !

  • Whatsapp
Presiden Joko Widodo (tengah) disaksikan Perdana Menteri India Narendra Damodardas Modi (kiri) dan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni (kanan) menghadiri acara pembukaan KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Selasa 15 November 2022. MEDIA CENTER G20 INDONESIA/Prasetyo Utomo
banner 728x90

Jakarta,- Dalam mengatasi krisis global, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar negara-negara anggota G20 bersatu.

Hal tersebut disampaikan Jokowi saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi G20 atau KTT G20, ia juga meminta agar perang dihentikan.

“Kita tidak punya pilihan lain, kolaborasi sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan dunia. Kita semua memiliki tanggung jawab, bukan hanya untuk rakyat tapi juga penduduk dunia,” ujarnya.

“Bertanggung jawab di sini, berarti kita harus mengakhiri perang. Jika perang tidak berakhir, dunia akan sulit bergerak maju. Jika perang tidak berakhir, akan sulit bagi kita untuk bertanggung jawab atas masa depan generasi sekarang dan generasi mendatang,” kata Jokowi.

Dia melanjutkan, dunia tidak semestinya terbelah menjadi beberapa bagian. “Kita tidak boleh membiarkan dunia jatuh ke dalam perang dingin lainnya,” ujar Jokowi.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi di sejumlah delegasi yang hadir, antara lain Amerika Serikat Joe Biden dan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov. Saat KTT G20 berlangsung, perang terjadi antara Rusia Ukraina sejak Februari lalu.

Jokowi menggaungkan persatuan di antara negara-negara G20 dalam mengatasi krisis global. Dia menyerukan para pemimpin dunia, yang sebelumnya telah terbelah,  dapat menjembatani perbedaan.

“Apakah kita akan mencetak keberhasilan? Atau akan menambah satu lagi angka kegagalan? Buat saya, G20 harus berhasil dan tidak boleh gagal,” kata Jokowi dalam pembukaan KTT G20 Bali, Selasa, 15 November 2022.

Fokus Indonesia sebagai presidensi G20 adalah pemulihan ekonomi global pasca-pandemi, dengan prioritas bidang kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi. Namun pertemuan kepala negara anggota G20 kali ini dibayangi oleh krisis global di sektor pangan dan energi, yang dipicu oleh perang Ukraina.

Dalam sejumlah pertemuan tingkat menteri, beberapa negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat mengecam dengan keras invasi Rusia ke Ukraina serta dampaknya terhadap krisis pangan dan energi.

Isu Ukraina diperkirakan akan tetap mendominasi KTT G20. Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan pihaknya dan sekutu akan menyoroti dampak invasi Rusia ke Ukraina di KTT G20, di antara sejumlah isu penting lainnya.

Biden secara khusus memberikan perhatian pada krisis pangan yang makin buruk karena terpengaruh agresi Moskow itu. “Itu berarti mengatasi penderitaan yang ditimbulkan agresi Rusia tidak hanya pada orang Ukraina, tetapi juga orang-orang di seluruh dunia,” katanya saat pengarahan media di Nusa Dua, Bali, Senin, 14 November 2022.

Selain Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Uni Eropa juga akan mengecam perang Putin di Ukraina. Dikabarkan sumber sebelumnya bahkan pemimpin Barat akan memboikot delegasi Rusia.

Di tengah desakan Barat untuk mengisolasi Rusia, Presiden Vladimir Putin mengirimkan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov ke KTT G20. Indonesia sebagai tuan rumah tidak bisa mengeluarkan Putin dari forum atas preseden keanggotaan.

Dalam pidato pembukaannya, Jokowi mengatakan, sebagai presiden G20, Indonesia telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjembatani perbedaan yang sangat dalam dan lebar. Namun keberhasilan hanya akan dapat tercapai jika semua pihak dapat menyisihkan perbedaan.

Karena perbedaan pendapat soal Ukraina, forum KTT G20 diperkirakan sulit mencapai kesepakatan bersama. Kendati demikian, Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia sebagai presidensi G20 akan tetap menjaga perdamaian. ***

Editor/Sumber: Rizky/Tempo.co

Berita terkait