Indonesia, meluncurkan banyak kebijakan. Mulai dari program pemulihan ekonomi nasional atau akrab di telinga kita PEN. Triliunan digelontorkan. Penanganan pandeminya. Pembatasan mobilitas warga dan diintervensi dengan bantuan-bantuan langsung hingga ke desa-desa. Hingga kini, kebijakan RI memulihakn ekonomi dari serangan pandemic dipuji banyak negara. Pertumbuhan ekonomi RI lebih perkasa dari Amerika sekalipun.
Menyimak data Bappeda, bila dibandingkan perkembangan tingkat kemiskinan Sulteng dengan Indonesia maka terbaca demikian; Maret 2017 kemiskinan RI sebesar 10,64 %. Sulteng 14,14 %. Sampai pada September 2022, kemiskinan RI 9,57 % dan Sulteng 12,30 %.
Dimana menariknya. Yaitu data perkembangan kemiskinan Sulteng sejak Maret 2019 -September 2022 atau sebelum wabah corona menyerang penduduk bumi. Sesuai Bappeda Sulteng, sebelum pandemi penduduk miskin di Sulteng Maret 2019 yaitu 410,36 ribu jiwa. Atau 13,48 %. September 2019 404,03 ribu jiwa. Atau 13,18 %. Sedangkan saat pandemi yaitu Maret 2020 warga miskin menurun menjadi 398,73 jiwa atau 12,92 %. Tapi September 2020 naik lagi menjadi 403,74 jiwa atau 13,06 %. Sejak Maret 2021 tren kemiskinan di Sulteng menurun terus. Maret 2021 menjadi 13 %, September 2021 turun menjadi 12,18 %, Maret 2022 menjadi 12,33 %, dan September 2022 turun hanya 0,05 % atau sisa 12,30 %.