Bruce Willis Mengidap Demensia Frontotemporal, Seberapa Bahaya Gangguan Otak Itu ?

  • Whatsapp
Keluarga mengungkapkan Bruce Willis mengidap demensia frontotemporal (FTD), (Foto: Instagram/ @dobledebruce)
banner 728x90

Kailipost,- Sudah hampir setahun usai aktor Hollywood Bruce Willis mengumumkan dirinya mundur dari dunia akting lantaran didiagnosis penyakit afasia, kini keluarganya mengumumkan bahwa aktor Hollywood itu mengidap demensia frontotemporal.

Kabar tersebut disampaikan oleh pihak keluarga di laman Association for Frontotemporal Generation pada Kamis (16/2/2023).

“Sejak kami mengumumkan diagnosis afasia Bruce pada musim semi 2022, kondisi Bruce berkembang dan kami sekarang memiliki diagnosis lebih spesifik: demensia frontotemporal (FTD),” tulis pihak keluarga, dikutip Insider, Jumat (17/2).

“Penyakit kejam dapat menyerang siapa saja,” lanjut keterangan keluarganya.

Dikutip National Health Service (NHS UK), demensia frontotemporal (FTD) adalah jenis demensia yang tak umum, menyebabkan masalah dengan perilaku dan bahasa. Istilah demensia merupakan sebutan untuk masalah kemampuan mental yang disebabkan oleh perubahan bertahap dan kerusakan pada otak.

Adapun demensia frontotemporal mempengaruhi bagian depan dan samping otak (lobus frontal dan temporal). Kondisi ini cenderung berkembang perlahan dan memburuk secara bertahap selama beberapa tahun.

Tanda-tanda demensia frontotemporal meliputi:

Perubahan kepribadian dan perilaku, seperti bertindak tidak tepat atau impulsif, tampak egois atau tidak simpatik, mengabaikan kebersihan pribadi, makan berlebihan, atau kehilangan motivasi.

Masalah bahasa, seperti berbicara dengan lambat, berjuang untuk membuat suara yang tepat saat mengucapkan sepatah kata, menyusun kata-kata dengan urutan yang salah, atau menggunakan kata-kata yang salah.

masalah dengan kemampuan mental, seperti mudah teralihkan, bergumul dengan perencanaan dan pengorganisasian.

masalah memori, kondisi ini biasanya hanya cenderung terjadi di kemudian hari. Tidak seperti bentuk demensia yang lebih umum, seperti penyakit Alzheimer.

Mungkin juga ada masalah fisik, seperti gerakan lambat atau kaku, kehilangan kontrol kandung kemih atau buang air besar (biasanya tidak sampai nanti), kelemahan otot atau kesulitan menelan.

Masalah-masalah ini dapat membuat aktivitas sehari-hari semakin sulit, dan orang tersebut pada akhirnya tidak dapat menjaga dirinya sendiri. ***

Editor/Sumber: Riky/Detik.com

Berita terkait