Jakarta,- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa konsistensi hilirisasi adalah kunci bagi Indonesia menjadi negara maju. Bukan hanya nikel, ke depan hilirisasi pertambangan dilanjutkan ke komoditas bauksit dan tembaga.
Hal diungkapkan Jokowi dalam acara Mandiri Investment Forum di Fairmont Hotel, Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2023).
“Saya hanya ingin mengulang lagi bahwa yang namanya hilirisasi menjadi kunci. Konsistensi kita dalam industrialisasi, hilirisasi menjadi kunci. Jangan kita hanya senang karena keberhasilan di nikel,” kata Jokowi.
Jokowi juga mengatakan nilai tambah hilirisasi sangat besar. Ambil contoh dampak hilirisasi komoditas nikel yang sudah dilakukan sejak 2020 di mana pendapatan ekspornya melonjak jadi US$ 30 miliar atau Rp 449,19 triliun (kurs Rp 14.973) pada 2022, padahal 2014 hanya US$ 1,1 miliar atau Rp 16,47 triliun.
“Bayangkan dari kira-kira Rp 17 triliun kemudian melompat menjadi Rp 450 triliun. Betapa nilai tambah itu sangat besar sekali,” tegas Jokowi.
Untuk itu, Jokowi berpesan kepada para menteri agar fokus hilirisasi jangan tengok kanan kiri. Meskipun, langkah yang diambil itu digugat di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Saya sampaikan kepada para menteri setiap rapat, jangan tengok kanan kiri, lurus terus hilirisasi. Digugat di WTO terus, kalah tetap terus karena ini lah yang akan melompatkan negara berkembang menjadi negara maju bagi negara kita,” ucap Jokowi.
“Jangan berpikir negara kita akan menjadi negara maju kalau kita takut menghilirkan bahan-bahan mentah yang ada di negara kita,” tambahnya. ***
Editor/Sumber: Riky/Detik.com