Kepada redaksi, Gubernur Sulteng Rusdy Mastura mengaku mengikuti perkembangan pasca pertemuan bersama rekan Gubernur Sulsel dan Sultra di Komisi VII. Tapi, komitmennya jelas dan tak bisa ditawar. Investasi mesti linier dengan fiscal daerah. Akan menjadi beban dirinya bila investasi memboyong izin ke Sulteng tapi fiskal daerah untuk pembangunan tidak signifikan. ‘’Ya lebih baik begitu saja tidak usah diolah. Karena yang dimarah-marah rakyat di daerah ya gubernur nanti,’’ terangnya. Ia juga membuka diri dengan investasi yang pro rakyat, investasi yang peduli lingkungan (hijau).
Cudi, sapaan gubernur Sulteng, bersyukur PT Vale Indonesia Tbk rapat bersamanya mengajak JO BUMD. Spontanitas, dirinya siap memback-up Vale dalam proses perizinan yang dibutuhkan ke depan. Karena dengan mengajak BUMN joint operation, maka daerah terlibat secara tidak langsung tata kelola nikel dan merespon kenaikan fiskal Sulteng. ‘’Saya pernah marah mereka (jajaran direksi) selalu diundang rapat, Dirut tidak pernah datang. Selalu diwakili. Akhirnya tidak pernah ada solusi. Selalu nanti akan disampaikan,’’ tandas gubernur Sulteng itu.
Soal model JO BUMD Sulteng dengan PT Vale Indonesia Tbk, Tenaga Ahli Gubernur bidang Investasi dan Fiskal Ronny Tanusaputra menunggu arahan Pemprov, yaitu gubernur. Prinsipnya, Vale telah memenuhi harapan masyarakat Sulteng untuk melibatkan BUMD. ‘’Bapak gubernur masih membahas dengan dinas terkait. Kita hanya memberikan advis model JO nantinya bagaimana baiknya untuk ditawarkan ke Vale. Ini adalah kemajuan signifikan di era Gubernur Rusdy Mastura dan Pak Wagub Ma’mun Amir,’’ tandasnya.
Diketahui, fiskal Sulteng dengan investasi naik tajam. 2022 pendapatan daerah mencapai Rp1,701 triliun. Sebelumnya hanya Rp900 miliar. Kenaikan fiscal di Sulteng masih didominasi pendapatan pajak bermotor. Perizinan masih di level kedua. Target Pemprov Sulteng pada akhir tahun 2023 mencapai Rp2,3 triliun. Olehnya BUMD – BUMD dapat bergerak maju dengan mengelola sumber – sumber daya alam dan lainnya. Rusdy Mastura pun sejak awal tidak akan memberikan dana penyertaan ke BUMD di Sulteng. ‘’Saya beri kebijakan membuat BUMD. Silahkan bekerja keras dengan niat membangun daerah. Olehnya tidak aka nada dana penyertaan,’’ tandasnya ke redaksi kailipost.com
Dalam kesempatan groundbreaking PT Vale Indonesia Tbk di Morowali pekan lalu, Menteri Koordinator Ekonomi Airlangga Hartato menyebut Smelter hijau yang akan dibangun mampu merekrut 15 ribu tenaga kerja. Investasi yang dilakukan sebesar Rp37,6 triliun. Secara tegas, Airlangga menyebut bahwa pembangunan Smelter Vale adalah proyek strategis nasional. Olehnya pemerintah daerah dan Forkompinda ikut terlibat keamanannya. Jelas dan tegas.
Airlangga mengungkapkan alasannya mengapa ia meminta ada perlakuan tersendiri bagi proyek strategis nasional. Menurutnya, nilai investasi yang ditanam di proyek ini mencapai puluhan triliun rupiah, dan Pemerintah Indonesia ingin tetap menjaga kepercayaan para investor untuk berinvestasi di Indonesia dengan memberikan rasa aman bagi investor. Proyek tambang nikel terintegrasi ini, pengelolaannya hingga hilirisasi.