Jelang Ramdhan ! Impor Sapi Hidup Naik 12 Kali Lipat

  • Whatsapp
Foto: Penjual melayani pembeli di Pasar Jabon kawasan Jakarta, Selasa (3/1/2023). (CNBC Indonesia / Tri Susilo)
banner 728x90

Jakarta,- Pada akhir bulan Maret ini, masyarakat muslim akan menjalankan ibadah puasa. Pada umumnya, saat menjelang bulan puasa, permintaan atas beberapa komoditas naik, tidak terkecuali permintaan terhadap daging sapi.

Berdasarkan informasi dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat bahwa pada Februari 2023 Indonesia melakukan impor binatang hidup jenis lembu atau sapi sebanyak 7,8 juta Kg. Nilai ini naik 12 kali lipat jika dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya yang hanya sejumlah 636,7 Kg.

Senada dengan jumlah volumenya, nilai impor hewan jenis lembu juga meningkat hingga 11 kali lipat. Berdasarkan data BPS, pada bulan Januari 2023 Indonesia hanya mengimpor sapi hidup sebesar US$ 2,39 juta. Namun, pada satu bulan setelahnya nilai impor hewan hidup jenis lembu meningkat menjadi US$ 27,49 juta atau sekitar Rp 423,3 miliar (kurs Rp 15.400/US$).

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah mengatakan peningkatan nilai dan volume impor secara drastis dalam satu bulan ini memang disebabkan karena tingginya permintaan daging sapi menjelang Ramadhan dan Lebaran.

“Karena memang kalau kita lihat dari beberapa komoditas terkait Ramadhan terutama untuk binatang hidup yang impornya memang naik, sebagian besar berupa hewan sejenis lembu. Terkait kenaikan 10 kali lipat nanti coba kita lihat datanya, terutama sejenis lembu berupa sapi,” ungkapnya dalam rilis neraca perdagangan, Rabu (15/3/2023).

Kendati demikian, BPS mencatat penurunan drastis impor daging beku sapi pada bulan Februari 2023 yang tercatat hanya sebesar US$ 29,1 juta. Nilai ini turun lebih dari setengahnya jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar US$ 50,9 juta. Begitu juga volumenya, pada Februari 2023 jumlah impor daging sapi beku sebanyak 7,8 juta Kg sedangkan di bulan sebelumnya jumlahnya mencapai 16,1 juta Kg.

Menurut Direktur Statistik Distribusi BPS Efliza, penurunan drastis ini kemungkinan besar disebabkan oleh perbedaan waktu pemasokan. Ia mengatakan kemungkinan besar penurunan impor pada bulan Februari menjelang Ramadhan dikarenakan permintaan pada bulan Februari sudah lebih dulu dipenuhi pada bulan Januari.

Mengingat periode puasa jika dilihat dari kalender masehi maka bulannya dari tahun ke tahun maju, sehingga sangat mungkin antisipasi pasokan dilakukan lebih dulu dari bulan-bulan sebelumnya.

“Kalau data bulanan bisa cancel out ya, demand bulan ini bisa di-supply di bulan lalu atau baru di-supply di bulan berikutnya, untuk komoditi yang secara data terkait Ramadhan, bisa jadi supply atas demand nya maju karena posisi Ramadhan di kalender masehi setiap tahun maju,” jelasnya.

“Kalau maju, berarti supply untuk bulan berikutnya sudah tidak banyak lagi,” pungkasnya.

Dengan demikian, data BPS menunjukkan bahwa terjadi peningkatan impor sapi hidup sebesar 12 kali lipat pada Februari 2023. Namun, pada bulan yang sama terjadi penurunan impor daging sapi beku hingga lebih dari setengahnya jika dibandingkan dengan bulan Januari 2023. ***

Editor/Sumber: Riky/CNBC Indonesia

Berita terkait