Pengamat Politik; Ganjar & Prabowo Bisa Meniru Pasangan Jokowi-Ma’ruf

  • Whatsapp
Foto: Laily Rachev – Biro Pers Sekretariat Presiden
banner 728x90

Jakarta,- Pengamat politik, Adi Prayitno menyebutkan dalam upaya memasangkan kedua tokoh itu tidak harus menimbang senioritas melainkan melihat faktor-faktor lainnya seperti elektabilitas. Karena senioritas bukan lagi menjadi penghalang untuk menjadi capres atau cawapres.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo dalam sebuah pernyataannya mempersilakan Ganjar Pranowo duet dengan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 tetapi sebagai cawapres. Menurut Hashim, Prabowo lebih cocok menjadi cawapres karena usianya dan pengalamannya jauh lebih senior dibanding Ganjar Pranowo.

“Kalau Pak Prabowo lebih senior memang tidak bisa dibantah tetapi di pilpres kita 2014 dan 2019, Jokowi juga memiliki cawapres yang lebih senior. Pak JK dan Ma’ruf Amin. Namun, elektabilitas dan dukungan untuk Jokowi lebih unggul saat itu. Jokowi didukung PDIP partai yang suaranya terbanyak dan secara personal elektabilitas Jokowi lebih tinggi dari JK dan Kiai Ma’ruf,” kata Adi dalam keterangan tertulis, Senin (14/2/2023).

Ia mengingatkan bahwa saat ini kondisi ganjar pun serupa dengan Jokowi kala Pilpres lalu. Di mana Ganjar meraih elektabilitas lebih tinggi dari Prabowo Subianto di sejumlah survei saat ini.

Adapun posisi Prabowo menjadi runner up untuk tingkat elektabilitas capres menjelang 2024. Oleh karena itu, partai pendukung tentu akan melihat elektoral tertinggi untuk dijadikan capres.

Sejak awal Gerindra memang sudah memasang harga mati untuk pencapresan Prabowo Subianto. Menurutnya, bila pertimbangan Gerindra karena senioritas, maka hal itu belum tentu bisa dijadikan pertimbangan yang kuat.

“Bila PDIP nanti umumkan capresnya Ganjar Pranowo, maka jelas PDIP secara elektabilitas juga lebih tinggi dari Gerindra sehingga tidak mungkin Ganjar dijadikan cawapres,” jelasnya. ***

Editor/Sumber: Riky/Detik.com

Berita terkait