Palu,- Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid mengirim pengrajin batik ke Daerah Istimewa Yogyakarta untuk belajar membatik sebagai upaya peningkatan keterampilan.
Hal tersebut disampaikan oleh Walikota Palu saat memberikan penguatan kepada perajin batik sebelum diberangkatkan, di Palu, Rabu 1 Maret 2023.
“Saat ini kami baru mengirim lima pengrajin batik kelor sebagai bentuk komitmen pemerintah dalam memajukan karya khas daerah,” kata Walikota Palu.
Ia mengemukakan, peningkatan kapasitas perajin batik penting dilakukan, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mereka dalam mengelola manajemen usaha, hingga proses membatik.
Lima perajin yang akan dikirim yakni Yemitra, Khodijah, Ahkam, Moh Farel, dan Moh. Izam. Sebelum berangkat, mereka diberi motivasi oleh Wali Kota dengan harapan setelah mengikuti menguatkan kapasitas nanti kelimanya dapat menjadi penggerak di daerah dalam mengembangkan batik has motif kelor.
“Kami mendorong Kelurahan Pantoloan, Kecamatan Tawaeli dan Kelurahan Poboya, Kecamatan Mantokulore menjadi sentra industri batik,” ujarnya.
Ia menginginkan, pemuda-pemudi ini tidak hanya sekedar mengikuti pelatihan, namun juga diharapkan dapat menekuni usaha industri kecil dan menengah (IKM) di bidang karya seni batik.
Keberangkatan program pelatihan pembatik akan dimulai pada tanggal 8 Maret 2023, yang berlangsung selama dua pekan dan Pemkot Palu juga menjanjikan memberikan bantuan kepada lima orang peralatan lengkap sebagai modal usaha awal.
“Ini bentuk komitmen Pemkot Palu dalam meningkatkan sektor IKM untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Tenun khas Kota Palu motif kelor, katanya, kini telah memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) sebagai hak paten yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan HAM (KemenkumHAM) melalui Kantor Wilayah (Kanwil) KemenkumHAM Sulteng.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kota Palu, Zulkifli mengatakan selama proses pelatihan pihaknya akan mendampingi peserta dengan harapan momentum ini dapat efisien sehingga ilmu yang didapat dari proses ini dapat diserap dan diimplementasikan di di daerah.
“Kami mengupayakan ke depan pelatihan ini dapat berkelanjutan supaya semakin banyak kaum milenial menjadi pelaku usaha,” ujarnya. ***
Editor: Riky