JAKARTA – Gagasan koalisi besar dari moment buka puasa ramadan 1444 hijriyah digelar di Rumah PAN pekan lalu resonansi politiknya kian jadi perhatian. Pertemuan kelima ketua umum partai politik, Gerindra, Golkar, PAN, PKB dan PPP menjadi mengema karena dihadiri Joko Widodo selaku presiden RI.
Terkonfirmasi, sebenarnya PDI perjuangan diundang ketua umumnya. Namun, karena Megawati di luar negeri maka PDIP tak ada yang hadir. Berkembang pula, bahwa bila PDIP akan diajak di koalisi besar, maka syaratnya Capresnya dari kandang Banteng moncong putih itu.
Apa tanggapan Gerindra? Ketua harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan bahwa gagasan koalisi besar masih wacana. Karena kelima parpol baru saja bertemu. Bila nantinya pertemuan itu akan ditindaklanjuti maka pasti akan banyak wacana dan pendapat menjadi dialektika. Gerindra, enggan terburu – buru menyikapi opini PDIP minta Capres bila diajak ke koalisi besar.
PRABOWO – MAHFUD
Di dunia maya, sejumlah akun sosmed mengadang – gadang duet pasangan Prabowo dengan Mahfud MD. Keduanya memiliki sikap kenegarawanan yang jelas dan dipastikan meneruskan kebijakan pembangunan Jokowi.
Duet Prabowo – Mahfud akan mengantar Indonesia lebih tegas di pergaulan internasional dengan figur Prabowo termasuk sikap Jokowi atas gugatan Uni Eropa soal pembatasan eksport bijih nikel, kesiapan Indonesia menghadapi krisis pangan dunia dan stabilitas nasional untuk mempercepat pembangunan infrastruktur IKN.
Sedangkan figur Mahfud MD, mewakili karakter keterpilihan Jawa Timur sebagai penambah suara Prabowo, figur yang konsisten dengan penyakit korupsi, penegakan hukum dan penyelesaian problem HAM di Indonesia. Mahfud akan banyak diterima di kalangan nadliyin, dan kiai NU. Termasuk sama dengan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. ***
editor senior : andono wibisono