DPR RI Desak Kemenperin Bangun Industri Manufaktur di Morowali

  • Whatsapp

Selanjutnya klaster kedua adalah carbon steel. Klaster ini memproduksi carbon steel dengan kapasitas produksi lebih dari 3,5 juta ton per tahun dengan total investasi senilai US$ 1,1 miliar. Kehadiran klaster kedua ini diharapkan dapat menunjang kebutuhan baja di dalam negeri.

Klaster ketiga adalah klaster komponen baterai. Klaster ini memproduksi katoda baterai kendaraan listrik. Pada Klaster ini, terdapat 4 perusahaan yang memproduksi bahan baku baterai diantaranya PT Huayue Nickel Cobalt, PT QMB New Energy Materials, PT Fajar Metal Industry, dan PT Teluk Metal Industry. Total kapasitas produksi katoda baterai EV (electric vehicle) dari keempat pabrik itu mencapai 240.000 metrik ton per tahun nikel kobalt dan nikel sulfida.

Dari keempat pabrik itu, dua lainnya telah beroperasi yakni PT Huayue Nickel Cobalt kapasitas produksi 70.000 ton per tahun (Ni-Co), dan PT QMB New Energy Materials kapasitas produksi sebesar 50.000 ton per tahun (Ni Sulfide & Ni-Co).

Selain itu, masih ada dua smelter nikel lagi untuk baterai yang dibangun. Keduanya adalah PT Fajar Metal Industry dan PT Teluk Metal Industry dengan kapasitas produksi masing-masing 60.000 ton per tahun.

Keempat smelter ini akan memproduksi prekursor katoda baterai yang nantinya dipasok untuk perusahaan produsen sel baterai. Saat ini, produksi akan diekspor mengingat belum ada perusahaan sel baterai di Indonesia yang beroperasi. ***

Berita terkait