Arofik menyatakan bahwa sejak menjabat pada bulan Juni, dia mengaku belum pernah bertemu dengan Presma, padahal persoalan semacam ini seharusnya memerlukan keterlibatan aktif dari Presma untuk mencari solusi yang tepat bagi mahasiswa
“Saya belum pernah menyampaikan aspirasi secara langsung, tapi harusnya Presma lebih kritis dalam memulai mencari solusi bagi mahasiswa Universitas Tadulako,” ungkap Arofik.
Dia juga menyoroti bahwa melalui media sosial, khususnya dari Humas UNTAD, sudah ada banyak keluhan dari calon mahasiswa baru 2023 terkait kenaikan UKT, dan Presma memiliki tanggung jawab moral untuk merespon keluhan tersebut.
Namun, Arofik mengakui bahwa meskipun dia juga tidak bisa mengatakan presma hanya tinggal diam atas isu ini, dia juga tidak melihat tindakan responsif yang dilakukan ke Bem Fakultas maupun ke pihak lainnya.
Berbeda dari keduanya, Ketua Bem Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Moh. Raezaldy tidak terlalu banyak berkomentar terhadap kinerja Presma. ia hanya membeberkan bahwa hingga saat ini belum ada tindakan dari Presma terkait kebijakan ini.
“Saya tidak ingin membahas terlalu jauh terkait kinerja Presma, namun yang jelas sampai saat ini belum ada tindakan nyata dari Presma terkait kenaikan UKT ini,” katanya dengan singkat. ***
Reporter: Jumriani