Palu, – Dengan maraknya aktifitas pertambangan di Sulawesi Tengah diduga menjadi salah satu pemicu bencana alam seperti tanah longsor dan banjir.
Hal tersebut diungkapkan Koordinator Advokasi Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sulawesi Tengah, Aulia Hakim.
Salah satu contoh bencana tanah longsor dan banjir yang terjadi di Desa Huhak, yang disebabkan tingginya intensitas hujan di kawasan pegunungan sehingga mengakibatkan 3 (tiga) titik di Jalan Trans Nasional Sulawesi tertutup material batu dan lumpur serta kayu bekas penebangan oleh Perusahaan Pengolah Kayu PT. Dahatama Adikarya yang berdampak pada kerusakan Hutan Penyangga. Pada 5 Juli 2023 lalu .
“Dalam catatan WALHI Sulteng dari 2019 sampai 2023 memang Banggai sendiri hampir sama seperti kabupaten Morowali dan Morut, karena terlepas dari desa hukhak di kecamatan Bunta sendiri terdapat PT Fajar Mineral akibat dari aktivitas tambang itu juga yang mengakibatkan banjir yang mencemari sungai ini yang tidak jauh dari desa hukhak,” ungkapnya Kamis (20/7/2023).
Menurut Aulia, bahwa masifnya pemberian izin aktifitas praktik Tambang yang amburadul, itu yang mengakibatkan dampak yang sangat besar dan ekstraksi tambang Nikel diwilayah hulu yang mengakibatkan tidak seimbang komponen ekologis yang mengakibatkan banjir