Jakarta,- Perum Bulog bisa lebih tenang karena China sudah menegaskan untuk mengirim 1 juta ton beras ke Indonesia. Presiden Joko Widodo sampai harus terbang ke China salah satunya dalam penandatanganan perjanjian beras ini.
Kepastian bantuan dari China itu membuat stok beras Indonesia lebih aman.
“Makanya saya pernah bilang, China udah pasti. Tapi dengan situasi sekarang nantilah, itu terakhir yang kita realisasikan setelah kita tidak bisa lagi mengambil dari negara lain karena negara lain tidak ada ikatan sama kita. Kalau China kan sudah terikat, berarti kita udah punya nih cadangan 1 juta di China,” sebut Dirut Perum Bulog Budi Waseso di kantornya, Jakarta, Rabu (18/10/23).
Buwas menjabarkan pemerintah memiliki stok beras hingga 1,6 juta ton beras saat ini. Pada akhir tahun proyeksi stok beras ada di angka 800 ribu ton, berkurang karena adanya bantuan pangan pemerintah hingga program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Namun, angka tersebut merupakan stok tanpa adanya impor.
Bulog pun akhirnya diperintah untuk menambah stok impor beras 1,5 juta ton. Namun diperkirakan yang bakal tiba di akhir tahun ini sebesar 500 ribu ton. Sehingga total stok beras mencapai 1,3 juta ton.
Kebijakan impor beras itu diklaim bertujuan mengamankan stok beras sampai momen pemilu-Lebaran mendatang. Padahal, pemerintah akan menyalurkan beras untuk bansos di periode Januari-Maret 2023 mendatang.
“Kalau itu dapat, sanggup (stok aman), kan 1,3 juta ton kita salurkan 800 ribu (untuk bansos), katakan 800 ribu sampai Maret jadi masih 500 ribu. Tapi kita ada penugasan 2 juta atau tambah 1 juta kalau ajukan direalisasikan, berarti punya cadangan yang kita lakukan 3 juta. aman lah,” ucapnya.
Selain rencana impor 1,5 juta ton, pemerintah juga membuka peluang untuk menambah impor hingga 2 juta ton di 2024. Keputusan itu bakal ditentukan melihat perkembangan yang terjadi, termasuk stok beras di awal tahun nanti. ***
Editor/Sumber: Riky/CNBC