Jakarta,- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan, impor sejumlah produk perikanan yang dilakukan Indonesia hingga Juni 2024 tercatat tren menurun.
Hal tersebut menandakan ketergantungan terhadap produk luar negeri mulai bergeser dengan pemanfaatan bahan baku dari dalam negeri.
“Kabar baiknya turun ini (impor) jadi kita sudah mulai banyak substitusi dengan berbagai (bahan) dan saya kira ini cukup menggembirakan ya di sektor perikanan,” ujar Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut KKP Hendra Yusran Siry dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Rabu 24 Juli 2024.
Ia menjelaskan, hal itu terjadi dalam catatan Capaian Kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Semester I Tahun 2024. Setidaknya terdapat 5 komoditas ikan mengalami penurunan impor hingga Juni 2024.
“Misal Salmon sekarang nilainya USD 36,55 juta turun dibanding tahun sebelumnya 7,2 persen. Makarel turun drastis 63,8 persen nilainya USD 30,13 juta, Rajungan turun USD 24,58 juta turun 21,6 persen dibanding tahun sebelumnya,” kata Hendra, dalam konferensi pers yang digelar di Kantor KKP, Jakarta, Rabu (24/07/2024).
Lebih lanjut, kata ia, terdapat komoditas ikan tepung, dengan nilai impor USD 21,83 juta. Yang terakhir ikan COD (ikan sirip) yang mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 10,9 persen dengan nilainya USD 16,42 juta.
Dengan adanya tren penurunan impor ikan dari luar negeri ke Indonesia, dikatakan Hendra merupakan kabar bahagia. Sebab dengan demikian, maka ikan-ikan Indonesia dapat memaksimalkan hasil kelautan dan perikanan dalam negeri. ***
Sumber: rri.co.id