“Saya kira mereka akan mengurangi risiko jemaah haji ilegal,” ujarnya, dikutip dari AFP, Jumat (10/1/2025).
Beberapa langkah yang akan dilakukan pemerintah untuk mengurangi bahaya akibat panas ekstrem, seperti penggunaan sensor yang bisa mendeteksi tekanan panas dengan cepat. Namun ini proyek jangka panjang yang kemungkinan tidak bisa digunakan pada musim haji pada Juni mendatang.
Pelaksanaan haji berlangsung selama 5 hingga 6 hari, sebagian besar di luar ruangan.
Selain soal suhu ekstrem, otoritas haji juga terus memperbaiki manajemen kerumunan sehingga lebin teratur dan terkendali, tidak terjadi penumpukan. Mengatur pergerakan hampir 2 juta orang dalam satu lokasi tentu bukan perkara mudah.
“(Selain suhu tinggi) Waktu titik balik matahari musim panas berarti jemaah haji menghadapi paparan sinar matahari maksimum selama ibadah di luar ruangan,” kata Bouchama. ***
Sumber: iNews.id