Lulusan Universitas Airlangga ini kemudian menggali lebih dalam tentang pola makan sang pasien. Hasilnya mengejutkan: selama hamil hingga sebelum persalinan, pasien ternyata tidak mengonsumsi protein hewani secara cukup. Ia lebih sering makan jajanan seperti cilok, pentol, cireng, dan seblak. Selain itu, ia juga mengabaikan konsumsi suplemen yang telah diberikan oleh dokter kandungan.
Menanggapi temuan tersebut, dr. Amir langsung memberikan edukasi kepada pasien dan suaminya. Ia menekankan pentingnya asupan protein hewani, terutama setelah melahirkan.
“Protein hewani seperti daging merah dan telur sangat penting untuk proses penyembuhan. Setelah persalinan, kebutuhan tubuh terhadap nutrisi meningkat drastis,” jelasnya.
Kasus ini menjadi pengingat serius bagi para ibu hamil untuk memperhatikan kualitas gizi selama kehamilan. Konsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk protein hewani, menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi, serta mencegah komplikasi saat persalinan.