Penulis : Andika
Indonesia punya segalanya: tambang emas terbesar di dunia, cadangan nikel strategis, sawit, batu bara, hingga lautan kaya raya. Tapi coba lihat angka penerimaan negara: tidak sebanding dengan apa yang kita keluarkan dari perut bumi. Ironisnya, negara seperti Singapura—yang tidak punya tambang—justru lebih kaya dan sejahtera. Ada yang salah di sini.
Salah satu masalah besarnya adalah bagaimana korporasi multinasional bermain dalam sistem perpajakan global. Banyak dari mereka menggunakan teknik “transfer pricing”—merekayasa harga jual lintas anak perusahaan agar laba terlihat kecil di Indonesia, dan besar di negara bebas pajak seperti Singapura atau British Virgin Islands.
Contohnya sederhana: nikel atau batu bara dari Indonesia dijual ke anak perusahaan di luar negeri dengan harga rendah, lalu dijual lagi ke pasar global dengan harga sesungguhnya. Laba terbesar tercatat di luar negeri, sementara Indonesia hanya kebagian remah. Ini legal secara teknis, tapi jelas mencuri hak negara.