Nilai Tukar Petani Sulteng September 2025 Terjun Bebas, Anwar-Reny Perlu Intervensi 

  • Whatsapp

sumber : bps sulteng | diolah : redaksi kailipost.com 


SULTENG – Nilai Tukar Petani atau NTP di Provinsi Sulawesi Tengah per September 2025 kembali terjun bebas. NTP 107.99 turun melemah 2,07 persen. Demikian data yang dikeluarkan resmi Badan Pusat Statistik yang dishare ke sejumlah media, 2 Oktober 2025. 

Perlu ada kebijakan adirmatif pemerintah daerah. Mengingat tahun 2025 sisa tiga bulan (satu Triwulan). Bila tidak, maka Pemda se Sulteng hasil Pilkada dinilai tak berhasil dalam setahun menjabat.

Mengapa masyarakat, pemerintah daerah wajib mengetahui NTP? Karena di sanalah indikator terukur secara statistik daya beli petani. Kemampuan petani. Month to month. Kepala daerah wajib mengetahui dan terpenting paham. Untuk mengetahui apakah program yang dijalankan memiliki out come (dampak) ke lapisan masyarakat. 

Apa sih NTP? NTP merupakan indikator penting untuk mengukur tingkat daya beli petani. Angka ini menunjukkan kemampuan petani untuk membeli barang dan jasa yang mereka konsumsi dan gunakan untuk biaya produksi, berdasarkan perbandingan harga-harga yang diterima dengan harga-harga yang dibayar. 

Sebaliknya, NTUP atau nilai tukar usaha pertanian atau sederhananya nilai jual  produksi petani September 2025 yaitu 111,55 atau turun 2,42 persen. Sedangkan indek harga yang dibayar petani sebesar 126,82. Turun 0,07 persen. 

Bagaimana membacanya secara makro bila dikaitkan dengan upaya pemerintah daerah provinsi, kabupaten dan kota di Sulteng? Dapat di simpulkan sementara bahwa kegiatan dan program pemerintah belum memiliki out come (dampak positif) pada kemampuan atau daya beli petani. Termasuk meningkatkan nilai jual produksi petani. 

RAKER KABUPATEN/KOTA

Model rapat kerja daerah (Raker) provinsi dengan kabupaten dan kota sebaiknya dievaluasi dan diprioritaskan pada menaikkan NTP hingga akhir tahun 2025, kata mantan pejabat provinsi di sebuah warung kopi Jalan Tururuka Palu Timur, ke reporter kailipost.com 

Ia memuji BERANI Cerdas dan BERANI Sehat, unggulan Gubernur Anwar Hafid dan Wagub Reny A Lamadjido. Tapi, bila daya beli petani anjlok dan nilai jual produksi pertanian menurun bisa disimpulkan gagal menaikkan taraf hidup petani. ‘’Itu kalau diargumentasikan data statistik BPS Sulteng ya,’’ terangnya. 

INFLASI SULTENG

Inflasi Sulteng per September 2025 masih di angka 3,88 persen. Dengan Indek Harga Konsumen (IHK) 110,96. Inflasi tertinggi di Kabupaten Tolitoli, yaitu 5,26 persen. Sedangkan inflasi terendah di Kota Palu yaitu 3,03 persen. 

Inflasi salah satunya dipicu dengan menurunnya daya beli masyarakat akibat kebijakan fiskal nasional dan daerah. Tekanan fiskal di alami sejumlah pemerintahan kabupaten. Memicu lemahnya peredaran fiskal dan mendorong signifikan daya beli masyarakat. ***

Berita terkait