Dua Universitas Tiongkok Latih Bahasa Mandarin Tenaga Kerja di Morowali, Wagub; Responnya Begini

  • Whatsapp

SULTENG – Dua Universitas asal Tiongkok akan melatih Bahasa Mandarin bagi tenaga kerja di wilayah pertambangan. Diawali di Kabupaten Donggala. Pernyataan itu disampaikan ke Wakil Gubernur dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes., (17/11/2025).

Wagub menyatakan dukungan penuh terhadap rencana kerja sama pendidikan bahasa Mandarin dan pelatihan vokasi bagi kebutuhan tenaga kerja di berbagai kawasan industri di Sulteng.

Wagub dr. Reny menegaskan bahwa kemampuan bahasa Mandarin menjadi kebutuhan mendesak, terutama di kawasan industri kabupaten Morowali, Morowali Utara, dan Banggai, mengingat sebagian besar peralatan dan mesin industri berasal dari Tiongkok.

“Kami sangat setuju bekerja sama, terutama dalam penguatan pendidikan bahasa Mandarin. Di kawasan industri, banyak tenaga kerja yang membutuhkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Cina. Karena itu kerja sama ini penting dan wajib kita dorong,” ujar Wagub.

Reny menyampaikan Pemprov Sulteng masih menunggu penjelasan mengenai model pembiayaan program. Ia ingin memastikan kejelasan alokasi anggaran, mengingat tahun 2025–2026 pemerintah daerah sedang melakukan efisiensi.

“Kami ingin tahu bagaimana model anggarannya. Kalau dananya dari kita, tentu akan kita sesuaikan kemampuan. Kalau para dosen atau pengajar dapat langsung datang ke Sulteng, itu lebih memungkinkan karena kami tidak mungkin mengirim banyak peserta ke Cina yang biayanya lebih besar,” jelasnya.

Delegasi universitas vokasi Tiongkok dipimpin Mr. Liang Chimin, Specially Appointed Expert Dean dari Shandong Vocational University of Foreign Affairs (SVUFA) sekaligus Presiden pertama China-Zambia Vocational and Technical College mengatakan bahwa Indonesia, khususnya Sulawesi Tengah, memiliki potensi besar untuk pengembangan pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan kebutuhan industri.

Didampingi oleh Mr. Sun Chenwu, Mr. Tong Chunlin, Mr. Yu Zhuo, Mr. Xie Jilong, dan Mr. Hu Jiangchuan, Mr. Liang menjelaskan empat agenda utama kunjungan mereka:

  1. Pelatihan bahasa Mandarin bekerja sama dengan Yayasan Cahaya Ilmu Kreatif.
  2. Kolaborasi akademik dan vokasi dengan Universitas Tadulako.
  3. Penguatan komunikasi dan rencana kerja sama dengan Pemprov Sulteng.
  4. Pengembangan pelatihan vokasi industri, termasuk peningkatan kompetensi karyawan dan tenaga kerja lokal.

Pihaknya membawa dua universitas vokasi, SVUFA dan Harbin Vocational and Technical University (HUST), dari total 100 institusi yang berminat bekerja sama.
“Kami siap memberikan pelatihan keterampilan, pelatihan bahasa, dan berbagai program vokasi lainnya. Kami dapat mengirim guru langsung ke Palu untuk mengurangi biaya. Bila bekerja sama dengan Untad maupun pemerintah daerah, kami siap menyediakan tenaga pengajar yang juga dapat melatih guru-guru SMK,” jelas Mr. Liang.

Selain pelatihan jangka pendek untuk penggunaan mesin industri, delegasi juga menawarkan kerja sama dibidang pertanian, perikanan, hingga kedokteran melalui jaringan universitas dan mitra industri mereka.

Pertemuan akan ditindaklanjuti dengan rapat teknis bersama perangkat daerah terkait dan pihak universitas. Pemprov Sulteng akan menyampaikan keputusan final setelah analisis kebutuhan dan model pembiayaan diselaraskan.

Hadir dalam audiensi tersebut Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Sulawesi Tengah, Dr. Rudi Dewanto, S.E., MM, serta perwakilan perangkat daerah terkait. ***

Berita terkait