PALU – Menghadapi ancaman Hidrometeorologi, atau lazim disebut cuaca ekstrem akibat perubahan iklim dengan curah hujan yang tinggi, seluruh elemen di Kota Palu Sulawesi Tengah telah siap siaga. Hal itu bagian dari upaya dini mitigasi bencana. Mengingat Palu, tujuh tahun lalu mengalami bencana alam dahsyat 7,4 SR menyebabkan gempa bumi, tsunami dan likuifaksi.
Sejumlah elemen apel bersama. TNI, Polri, BPBD, Tagana dan relawan serta stakeholders terkait. Apel dipimpin Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, Selasa (02/12/2025) di halaman Kantor Wali Kota Palu. Kegiatan ini diikuti oleh BPBD Kota Palu, TNI–Polri, Tagana, relawan, serta berbagai unsur kebencanaan lainnya.
Imelda menyampaikan seluruh unsur di Kota Palu harus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi hidrometeorologi, mengingat kejadian bencana banjir dan sebagainya yang tengah melanda beberapa wilayah di Sumatera dan sekitarnya.
“Tentunya kita menyadari potensi bencana yang terjadi, bagaimana saudara-saudara kita di Sumatera yang dilanda bencana luar biasa. Karena itu, kita di Kota Palu harus siap siaga menghadapi potensi tersebut,” amanatnya.
Penanggulangan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, namun membutuhkan peran seluruh pihak. ‘’Penanggulangan bencana adalah tanggung jawab bersama. Pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi hingga media massa, semuanya memiliki peran dalam membangun kesiapsiagaan bersama,” tegas Wawali.
‘’Jangan sampai ketika terjadi bencana, logistik kita tidak siap. Apel hari ini bukan main-main, kita lakukan dengan serius karena kita tidak tahu kapan bencana akan terjadi,” tambah Imelda, termasuk seluruh alat berat dalam kondisi berfungsi, alur komando yang jelas, serta respons cepat dari seluruh unsur termasuk TNI, tenaga kesehatan, dan tim komunikasi.








