PEMILIHAN Wakil Gubernur Sulawesi Tengah yang akan dilaksanakan melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) saat ini terus bergulir. Ada dua nama mencuat disebut-sebut sebagai Cawagub, di antaranya Moh Hidayat Lamakarate dan mantan Ketua DPW PKB Sulteng Zainal Daud. Ketatnya persaingan, maka Hidayat berkosentrasi untuk siap bertarung.
Kabar berhembus dan sejumlah suara sumbang menyerukan, agar Hidayat segera mengundurkan diri dan melepas jabatan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Bagi Hidayat, masukan yang menurutnya tidak memiliki landasan itu sangat menggelitik dirinya.
“Saya juga heran, Ada yang katakan saya harus segera berhenti sebagai aparatur sipil negara sebelum pertarungan. Ada juga yang menginginkan setelah berkas saya masuk, segera mengundurkan diri sebagai aparatur sipil negara, ‘kelompok tertentu’ sepertinya takut kalau saya tidak berhenti sebagai PNS,” ujar Hidayat kepada Kaili Post, Senin (20/2).
Hidayat, yang diusung Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Gerindara dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyerahkan sepenuhnya mekanisme kepada partai pengusung.
“Saat ini saya menyerahkan kepada partai pengusung, kerja-kerja teknis mereka saya tidak akan campuri, sebab saya orang yang diatur. Yang pastinya saya tetap menjalin komunikasi kepada semua partai yang ada,” tandas Hidayat.
Beber dia, saat itu Gubernur Longgki Djanggola memintanya agar ikut bertarung di bursa Cawagub Sulteng. Atas instruksi orang nomor satu di Sulteng itu, maka Hidayat memberanikan diri dan siap menjadi kandidat.
“Mungkin saja Gubernur melihat ada potensi dalam diri saya mampu mendampingi beliau dalam sisa jabatan memimpin Sulawesi Tengah. Yang intinya saya siap lahir batin untuk mendampingi beliau,” Tutup, Hidayat.***
reporter/editor: Dedi Rahmat Dai/Moh. Ridwan