Reporter/editor : fharadiba
INDEKS Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Parigi Moutong (Parmout) masih berada di peringkat ke-11 atau ketiga dari bawah dibanding kabupaten/kota lain di Sulawesi Tengah. Salah satu yang menjadi penyebab rendahnya IPM Kabupaten Parmout ada di bidang kesehatan khususnya masih tingginya angka kematian ibu dan bayi.
Terkait hal itu Dinas Kesehatan (Dinkes) Parmout akan melakukan berbagai upaya mengatasi persoalan tersebut. epala Dinkes Parmout, dr Revi Tilaar mengatakan, penilaian IPM bidang kesehatan meliputi penilaian terhadap angka kematian bayi, kematian ibu saat melahirkan dan usia harapan hidup.
Untuk program jangka pendek mengatasi persoalan itu, Dinkes kata Revi akan melakukan srceening (penyaringan) isiko-risiko tinggi baik terhadap ibu hamil maupun terhadap bayi yang akan dilakukan oleh dokter ahli yang akan turun ke Puskesmas-Puskesmas.
Upaya lain kata Revi, pihak Puskesmas akan memberdayakan pos yandu dan melakukan kunjungan ke rumah-rumah penduduk untuk melakukan penyuluhan kesehatan khususnya soal risiko tinggi ibu hamil dan bayi serta melakukan pendekatan-pendekatan kepada pemerintah desa termasuk RT dan RW tentang kiat-kiat menurunkan angka kematian bayi dan ibu melahirkan serta meningkatkan harapan hidup.
Dikatakan, untuk angka kematian bayi sudah menurun dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2016 angka ematian bayi dibawah 11 persen per-angka kelahiran hidup. Yang masih tinggi katanya adalah angka kematin ibu saat melahirkan yakni mencapai 15 orang ditahun 2015 dan 17 orang ditahun 2016.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab kematian ibu melahirkan adalah, terlambat mengambil keputusan untuk erujuk pasien ke rumah sakit, terlambat masyarakat mengenal risiko tinggi bagi ibu hamil, terlambat penanganan di rumah sakit dan kekurangan darah.
“Dalam penanganan ibu yang akan melahirkan harus ada koordinasi yang cepat antara masyarakat dengan bidan, ihak Puskesmas dan pihak rumah sakit sehingga ketika pasien harus dirujuk ke Puskesmas atau Rumah Sakit, semuanya sudah siap mengantisipasinya termasuk kebutuhan darah bagian pasien bila terjadi pendarahan,” ujar Revi kepada wartawan, Senin (13/2) kemarin. Dia berharap dengan berbagai upaya itu akan menurunkan angka ematian bayi dan ibu melahirkan di Kabupaten Parmout. **