Parmout Darurat Kesehatan Ibu Melahirkan !

  • Whatsapp
banner 728x90
Sebulan Tercatat Tiga Ibu Meninggal Dunia

MASUK bulan kelima tahun 2017, Kabupaten Parmout masih belum mampu menekan angka kematian ibu melahirkan. Parmout sudah waktunya disebut ‘darurat ibu melahirkan’ Pasalnya saat ini tercatat ada sebanyak tiga orang ibu melahirkan meninggal dunia yang rata-rata diakibatkan karena pendarahan.

“Sesuai data yang kami terima dari RSUD Anuntaloko Parigi, sudah ada tiga orang ibu melahirkan meninggal dunia, dan ketiga ibu meninggal karena pendarahan yang cukup hebat,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Parmout, dr. Revi Tilaar yang ditemui kaili post belum lama ini.

Menurut Revi, dari tiga ibu tersebut, dua diantaranya meninggal saat akan melakukan persalinan di RSUD Anuntaloko Parigi, dan satunya lagi meninggal saat di perjalanan, karena pasien rujukan.

Namun kata Revi, bayi dari ketiga ibu tersebut dapat terselamatkan. Namun, karena ibunya tengah mengalami pendarahan usai persalinan, makanya nyawa sang ibu tidak bisa terselamatkan.

Selain itu kata ia, ibu meninggal karena melahirkan banyak pula dipengaruhi oleh ketidaktahuan ibu mengenai apa yang harus dilakukan selama masa kehamilan. Dan bisa jadi penanganan yang sedikit terlambat saat terjadinya keadaan yang darurat.

“Meski sudah masuk pada angka tiga, namun kami optimis bahwa ditahun ini angka kematian ibu melahirkan akan lebih menurun dari tahun sebelumnya, sebab segala cara dan usaha telah kami lakukan secara baik,” ujarnya.

Diketahui pada tahun 2016, Kabupaten Parmout menduduki peringkat pertama atau peringkat terbawah dari 13 Kabupaten/Kota yang ada di Sulawesi Tengah (Sulteng) terhadap angka kematian ibu melahirkan.

Menurutnya, segala upaya pencegahan telah dilakukannya, mulai dari peningkatan SDM bagi tenaga kesehatan, penambahan fasilitas dan peningkatan pelayanan, serta sudah banyak pula upaya-upaya sosialisasi khusus untuk ibu hamil.

Oleh karena itu, diharapkan nantinya semua penangan ibu melahirkan selain di RSUD, dapat pula dilakukan di Puskesmas. Sehingga kedepan tidak ada lagi ibu melahirkan dibidan desa lebih-lebih melahirkan dengan tenaga non medis seperti dukun beranak. **

Reporter/biro parmout: Fharadiba

Berita terkait